Jumat, Juni 22, 2007

Jurnal Konsultan: Minggu I [05/06.2007]


Senin, 28 Mei 2007
[R. Kabag. SI: 18.00-19.00] Orientasi kinerja Biro PKLN Depdiknas bersama Pak Siswoyo (Kabag. Sistem Informasi).
[R. Media: 19.00-21.00] Mengenal visi, misi dan tujuan serta fungsi Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional) dalam program rintisan Pendidikan Jarak Jauh.

Selasa, 29 Mei 2007
[R. 702: 10.00-13.00] Mengevaluasi pelaksanaan program D3-TKJ Zona Sumatera bersama Provider PJJ provinsi NAD, Bengkulu, Jambi, Kep. Bangka Belitung, Kep. Riau, Lampung, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara serta Tim PJJ Pusat.
[R. 701: 13.00-15.00] Mengikuti rapat kerja tentang peranan TIK Depdiknas cq Jardiknas sebagai salah satu dari 7 Flagship Nasional TIK Indonesia bersama Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (DeTIKNas).
[R. 701: 15.00-17.00] Mengikuti koordinasi persiapan materi paparan TIK Depdiknas oleh Mendiknas RI di dalam Rapat Kerja Komisi X DPR-RI bersama internal Bagian Sistem Informasi.

*PJJ = Pendidikan Jarak Jauh
**D3-TKJ = Diploma 3 Teknik Komputer dan Jaringan
***R. 701 = Ruang Rapat Kepala Biro PKLN

Rabu, 30 Mei 2007
[R. 702: 10.00-12.00] Mengevaluasi pelaksanaan program D3-TKJ Zona Kalimantan bersama Provider PJJ provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur serta Tim PJJ Pusat.
[R. 701: 12.00-14.00] Membuat slide paparan program-progran TIK Biro PKLN untuk disisipkan ke dalam paparan Mendiknas RI tentang TIK Depdiknas.
[R. Rapat Setjen Depdiknas: 14.00-16.00] Menyusun slide paparan TIK Depdiknas yang dikontribusikan oleh Tim TIK Depdiknas: Sekjen Depdiknas (Ketua), Kepala Biro PKLN, Kepala Pustekkom, Sekretaris Ditjen Dikti, Kepala PSP Balitbang, Direktur Pembinaan SMK, Direktur Pembinaan SMA, Direktur Pembinaan SMP, Direktur Pembinaan TK/SD, Sekretaris Ditjen PMPTK, Sekretaris Ditjen PLS, Sekretaris Itjen dan Suhono Supangkat (DeTIKNas).
[R. Rapat Mendiknas: 16.00-18.00] Mendampingi Tim TIK Depdiknas dalam rapat review dan revisi bahan paparan TIK Depdiknas di Komisi X DPR-RI oleh Mendiknas RI.

Kamis, 31 Mei 2007
[R. 702: 10.00-13.00] Mengevaluasi pelaksanaan program D3-TJK Zona Indonesia Timur bersama Provider PJJ provinsi Gorontalo, Irian Jaya Barat, Maluku, NTB, NTT, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara serta Tim PJJ Pusat.
[R. Konsultan TIK: 14.00] Menerima Surat Keputusan Kepala Biro PKLN Depdiknas nomor 24277/A2.3/PR/2007 tentang Tim Rintisan PJJ Tahun 2007 dari Karo PKLN.
[R. 702: 16.00-18.00] Mengikuti rapat pembahasan Kontrak dan Program Long-term (D3 Konsentrasi Teknisi Jardiknas) dan Short-term (Worskhop Jardiknas) bersama Tim Rintisan PJJ 2007.

Kamis, Mei 31, 2007

Media bertutur..


Kwarta @ Kompas Cyber Media
Kwarta @ Majalah e-Indonesia
Kwarta @ Public Sector Technology & Management
Kwarta @ Republika Online
Kwarta @ Sinar Harapan Online
Kwarta @ Suara Pembaruan Online


Apapun sanjung dan puji itu, sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Terpuji..
Ya Allah.. jadikan hamba ini sahaya yang bersahaja dan pandai mensyukuri nikmat-Mu
Terima kasih atas semua suka dan duka yang telah Engkau cukupkan kepadaku..
Sungguh Engkau selalu dalam dzikir dan fikirku..

Jakarta, 31 Mei 2007

Yang Tercinta

:: Iwan Fals & Opick ::

Tidurlah dalam pelukanku
Lelaplah dalam mimpi indah
Biarkanlah sejenak saja
Berlalu semua luka luka

Tenanglah tenanglah
Hapuskan semua duka derita
Tenanglah sayangku
Pasti kan ada hari yang indah

Andaikan masih ada resah
Eratkan lagi dekapanmu
Dan sekali lagi kau cobalah
Meski lelah hati yang ada

Tenanglah sabarlah
Pasti kan ada hari yang indah
Dekatlah sayangku
Hapuskan semua duka derita

Biar kita menipu diri dengan hangatnya cinta
Oh biar lupakan sementara semua duka terasa

Tidurlah. Tenanglah
Tidurlah. Tenanglah

:: senandung rindu untuk Anita ''Ayang'' Rizqiana tercinta ::

Amanah Baru sebagai Konsultan ICT

Subhanallah walhamdulillah...

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (PKLN) Depdiknas Nomor: 24277/A2.3/PR/2007 tentang Pengangkatan Sekretariat Program Teknisi Jaringan dan Rintisan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Tahun 2007 tanggal 31 Mei 2007. Terhitung mulai hari Kamis tanggal 31 Mei 2007, saya resmi menjabat sebagai Konsultan ICT sekaligus Tim Pengembang Konten Program Teknisi Jardiknas dan Rintisan PJJ di Biro PKLN Depdiknas Jakarta.

Kini saya berada di Jakarta, namun status kepegawaian saya tetap Guru/PNS SMKN 4 Malang yang diperbantukan di Biro PKLN Depdiknas Jakarta.

Saya sadar dan yakin bahwa prestasi dan kesuksesan ini bukan lantaran kinerja saya semata, tetapi atas do'a, jasa dan kinerja orang-orang yang selama ini ikhlas membantu perjuangan saya selama ini. Semoga Allah SWT membalas serta memberkahi budi baik mereka dan memberikan kekuatan lahir-batin kepada saya untuk melayani Indonesia dengan sebaik-baiknya.



Terima kasih!
Jakarta, 31 Mei 2007

Sabtu, Mei 19, 2007

Kurikulum Implementatif di SMK Negeri 4 Malang

Sejak SMT Grafika Negeri Malang berubah nama menjadi SMK Negeri 4 Malang pada tahun 1994, tercatat sudah 3 kurikulum diterapkan dengan sistem dan paradigma yang tentunya berbeda. Ketiga kurikulum tersebut ialah Kurikulum SMK 1994, Kurikulum SMK Edisi 1999, dan Kurikulum SMK Edisi 2004.
Saat ini kinerja SMK Negeri 4 Malang didukung oleh 23 Staf dan 89 Guru dengan latar belakang pendidikan: S2 = 1 orang, S1 = 74 orang, Sarjana Muda = 2 orang, D3 = 10 orang, dan SMK = 2 orang. Jumlah siswa saat ini adalah 1.768 orang yang terdiri dari Kelas X = 695 siswa, Kelas XI = 587 siswa, dan Kelas XII = 486 siswa.


Berkenaan dengan diproyeksikannya SMK Negeri 4 Malang sebagai International Giant School di Kota Malang, maka diperkirakan jumlah total peserta didik akan mencapai:

+ 2.142 siswa [62 rombongan belajar] pada tahun pelajaran 2007/2008
+ 2.855 siswa [80 rombongan belajar] pada tahun pelajaran 2008/2009
+ 4.752 siswa [132 rombongan belajar] pada tahun pelajaran 2009/2010
+ 6.480 siswa [180 rombongan belajar] pada tahun pelajaran 2010/2011
+ 7.776 siswa [216 rombongan belajar] pada tahun pelajaran 2011/2012

Sedangkan sarana dan prasarana yang tersedia saat ini untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 4 Malang antara lain adalah:

- 25 ruang kelas
- 4 bengkel kerja Persiapan Grafika
- 4 bengkel kerja Produksi Grafika
- 2 bengkel kerja Multimedia
- 1 bengkel kerja Rekayasa Perangkat Lunak
- 1 bengkel kerja Animasi
- 2 laboratorium KKPI
- 1 laboratorium Bahasa Asing
- 1 ruang Perpustakaan
- 1 Stasiun Relay dan Studio TV Edukasi Kota Malang
- 1 ruang konferensi (ICT Center Kota Malang)

Selain sarana dan prasarana di atas, tersedia pula layanan internet 256 kbps 24 jam untuk mendukung kinerja 210 unit komputer yang terjaring dalam intranet SMK Negeri 4 Malang.

A. Kurikulum SMK (Grafika) 1994
Pada tahun 1996, untuk pertama kalinya SMK Negeri 4 Malang mengundang beberapa praktisi dari perusahaan dan industri grafika terkemuka di Jawa Timur yang direpresentasikan sebagai institusi pasangan (penerima siswa prakerin dan penyerap tamatan tertinggi) untuk duduk bersama dengan para guru SMK Negeri 4 Malang dalam forum bertajuk “Sinkronisasi Kurikulum SMK (Grafika) 1994”.
Dari agenda yang berlangsung marathon dari pagi hingga petang hari tersebut, maka disepakatilah sejumlah sinkronisasi atas Kurikulum SMK (Grafika) 1994 yang akan diberlakukan di SMK Negeri 4 Malang pada tahun pelajaran 1995/1996. Setelah melalui panel dan diskusi yang cukup alot, maka forum menetapkan hal-hal sebagai berikut:

[1] peleburan (a) Teknik Susun Huruf Tangan ke dalam Typesetting berbasis komputer dan (b) Teknik Cetak Tinggi ke dalam Teknik Cetak Khusus (seperti: Stans, Pons, dan Riil);
[2] pemangkasan (a) sejumlah pokok bahasan di kelompok mata diklat Normatif dan Adaptif yang substansinya saling tumpang-tindih, dan (b) sejumlah kecakapan di kelompok mata diklat produktif yang sudah tidak relevan dengan perkembangan teknologi grafika;
[3] pembentukan (a) spesialisasi Desain Grafis, Typesetting, Fotoreproduksi, dan Teknik Pembuatan Acuan Cetak untuk program keahlian Persiapan Grafika, dan (b) spesialisasi Teknik Cetak Sablon, Teknik Cetak Offset, Teknik Cetak Khusus, dan Teknik Jilid & Kemas untuk program keahlian Produksi Grafika;
[4] penetapan (a) semester 1 dan 2 sebagai Program Dasar-dasar Grafika, artinya pada 2 semester tersebut siswa akan belajar dan berlatih dasar-dasar ke-8 spesialisasi grafika tersebut di atas, (b) semester 3 dan 4 sebagai Program Keahlian, yaitu Persiapan Grafika atau Produksi Grafika, (c) semester 5 sebagai masa Praktik Kerja Industri (Prakerin), dan (d) semester 6 sebagai Program Spesialisasi; dan
[5] perpanjangan masa Prakerin dari 6 bulan menjadi 9 bulan secara bertahap.

Inilah kurikulum implementasi pertama sekaligus komitmen yang akhirnya membuat tamatan SMK Negeri 4 Malang berterima di perusahaan dan industri grafika di Indonesia, baik sebagai praktikan maupun karyawan.

B. Kurikulum SMK (Grafika) Edisi 1999
Belum genap 5 tahun implementasi hasil-hasil sinkronisasi diterapkan di SMK Negeri 4 Malang, maka pada tahun 1999 terjadilah perubahan paradigma yang cukup fundamental dari Kurikulum SMK 1994 ke Kurikulum SMK (Grafika) Edisi 1999, setidaknya ada 12 perubahan yang akhirnya diyakini mendorong tumbuhnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di segala jenjang pendidikan. Ke-12 perubahan tersebut adalah perubahan dari:

[1] pembelajaran berbasis waktu (time based) menjadi berbasis kompetensi (competence based);
[2] fungsi guru sebagai instruktor menjadi fasilitator;
[3] penilaian berdasarkan materi yang telah dijadwalkan menjadi penilaian objektif kepada setiap siswa sesuai kompetensi maksimal yang dipersyaratkan atau dicapai;
[4] intervensi guru menjadi otonomi guru;
[5] kegiatan belajar-mengajar bersistem klasikal menjadi individual;
[6] metode umum (seperti: ceramah dan penugasan) menjadi metode beragam (seperti ceramah, penugasan, diskusi, dinamika kelompok, penggalian potensi diri, studi kasus, dsb.);
[7] penilaian tertutup menjadi penilaian terbuka dan transparan;
[8] penilaian khusus di sekolah menjadi penilaian 360º berupa penilaian di sekolah, di rumah, di kelompok belajar, dan di industri/perusahaan;
[9] ketidak-pernahan siswa menggunakan haknya untuk memperbaiki nilainya sebelum pembagian rapor/kenaikan tingkat menjadi siswa dapat menggunakan hak remedial (perbaikan) dan/atau hak reinforcement (pengayaan) kepada setiap guru yang mengajarnya;
[10] ketidaktahuan kompetensi apa yang diterimanya/dipelajarinya/harus dikuasainya dari masing-masing guru mata diklat menjadi mengetahui kompetensi yang akan diterimanya/diterimanya/dikuasainya selama 1 semester;
[11] textbook oriented menjadi multi reference oriented; dan
[12] dari trimedia (seperti: buku, alat tulis, dan papan tulis) menjadi multimedia (seperti: buku, alat tulis, papan tulis, modul, majalah, surat kabar, radio, kaset, televisi, CD, VCD, DVD, internet, dan LCD data projector).

Manajemen SMK Negeri 4 Malang langsung menyikapi perubahan paradigma ini dengan melaksanakan Sinkronisasi Kurikulum jilid 2 tahun 2000 yang tidak lagi menghadirkan sejumlah industri atau perusahaan grafika seperti jilid 1 tahun 1996, tetapi menggunakan metode jemput bola berupa angket yang diajukan pada saat monitoring siswa Prakerin di beberapa industri dan perusahaan grafika di pulau Jawa dan Bali.
Berdasarkan pernyataan dan saran yang diterima melalui angket tersebut, sejumlah sinkronisasi atau penyesuaian Kurikulum SMK (Grafika) Edisi 1999 dinyatakan siap diimplementasikan mulai tahun pelajaran 2000/2001, diantaranya:

[1] peringkasan (a) program keahlian Persiapan Grafika menjadi 3 spesialisasi, yaitu Desain Grafis, Typesetting, dan Fotoreproduksi, dan (b) program keahlian Produksi Grafika menjadi 3 spesialisasi, yaitu: Teknik Cetak Sablon, Teknik Cetak Offset, dan Teknik Jilid & Kemas;
[2] pemilihan program keahlian langsung dilakukan bersamaan dengan Penerimaan Siswa Baru (PSB) 2000/2001;
[3] penetapan (a) semester 1 dan 2 sebagai program dasar-dasar program keahlian Persiapan Grafika atau Produksi Grafika, (b) Semester 3 sebagai program keahlian Persiapan Grafika atau Produksi Grafika, (c) semester 4 dan 5 sebagai masa Praktik Kerja Industri (Prakerin), dan (d) semester 6 sebagai program Spesialisasi; dan
[4] penetapan masa Prakerin dari 9 bulan menjadi 12 bulan (1 tahun) secara bertahap.
Implementasi kurikulum ini benar-benar membawa dampak positif bagi kinerja SMK Negeri 4 Malang, diantaranya pengurangan biaya bahan praktik, penghematan biaya operasional, pengembangan ruang kelas/bengkel kerja, pengembangan laboratorium beserta jaringan komputernya, dan peningkatan daya tampung siswa yang signifikan dengan rerata 20% pertahun.

Pada tahun 2000, SMK Negeri 4 Malang dinyatakan sebagai SMK 3 tahun yang pertama di Indonesia dalam menerapkan masa Prakerin 1 tahun di Indonesia. Pola prakerin ini kemudian diikuti oleh beberapa SMK unggulan lainnya di Indonesia. Masih pada tahun yang sama, Direktorat Dikmenjur mempercayakan program SMK-TI (Teknologi Informasi) kepada SMK Negeri 4 Malang. Inilah embrio program keahlian Multimedia yang lahir pada tahun 2002.

C. Kurikulum SMK (Grafika) Edisi 2004
Pada tahun 1999, SMK Negeri 4 Malang memiliki e-mail (alamat surat elektronik) resmi perdana sebagai sarana komunikasi langsung dengan Direktorat Dikmenjur. Pada waktu itu belum banyak sekolah atau perguruan tinggi yang memiliki e-mail. Inilah babakan penting yang di kemudian hari mengantarkan SMK Negeri 4 Malang lebih dikenal di Indonesia sebagai SMK Grafika sekaligus SMK Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Perkembangan di mulai sejak implementasi Jaringan Internet (Jarnet) tahun 2000, kemudian berturut-turut Jaringan Informasi Sekolah (JIS) Kota Malang tahun 2001, Penerimaan Siswa Baru (PSB) Online tahun 2002, Wide Area Network (WAN) Kota Malang tahun 2003, ICT Center Kota Malang tahun 2004, SMK Besar tahun 2005, Televisi Edukasi (TVE) Kota Malang tahun 2005, SMK Bertaraf Internasional tahun 2006, dan Client ICT Center Kota Malang tahun 2006. Dari serangkaian program di atas dapat disimpulkan bahwa perhatian dan kepercayaan Depdiknas Pusat cq Direktorat Pembinaan SMK kepada Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMK Negeri 4 Malang sangat tinggi dan berkesinambungan hingga hari ini.

Kurikulum baru biasanya diikuti pula oleh perubahan paradigma, hal ini berlaku juga ketika Kurikulum SMK (Grafika) Edisi 2004. Paradigma baru yang menyertai implementasi kurikulum ini adalah perubahan dari:

[1] supply oriented menjadi market oriented;
[2] siswa ketergantungan menjadi mandiri/otonom;
[3] siswa pasif belajar menjadi siswa aktif belajar;
[4] kelonggaran waktu menjadi disiplin waktu;
[5] toleran terhadap kegagalan menjadi kegagalan adalah hal fatal;
[6] kegiatan simulasi menjadi kegiatan nyata;
[7] tamat belajar menjadi lulus dan kompeten.

Pada proses penyusunan Kurikulum SMK Edisi 2004 untuk program keahlian Persiapan Grafika dan Multimedia di Puncak, Bogor pada tahun 2003 yang lalu, Direktorat Dikmenjur mengundang dan menyertakan 2 orang guru SMK Negeri 4 Malang dalam Tim Penyusun Draft Kurikulum SMK Edisi 2004 bidang Grafika dan TIK. Pada kesempatan itu guru-guru kami – berdasarkan SKKNI atau Standar Kompetensi Nasional (SKN) Grafika dan perkembangan teknologi grafika – mencoba untuk memproyeksikan program keahlian di bidang keahlian Grafika menjadi 3, yaitu program keahlian: Pracetak, Cetak dan Purnacetak sebagaimana lini Prepress, Press dan Postpress yang ada di perusahaan atau industri grafika, namun hal ini tidak mendapat persetujuan penyelia Tim Penyusun Kurikulum SMK Edisi 2004 karena berdasarkan peta sarana dan prasarana praktik di SMK-SMK Grafika – baik negeri maupun swasta – belum memungkinkan disetarakan dengan yang ada di perusahaan atau industri grafika saat itu.

Namun demikian kesertaan 2 guru di dalam tim tersebut cukup membantu SMK Negeri 4 Malang, setidaknya sosialisasi dan persiapan dalam menyongsong implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004 dapat dilakukan lebih dini dibanding SMK-SMK Grafika atau SMK Multimedia lainnya. Penataan ke dalam dilakukan secara sistemik untuk mendukung implementasi Kurikulum SMK (Grafika) Edisi 2004 yang diberlakukan pada tahun pelajaran 2004/2005. Beberapa langkah strategis dilakukan oleh manajemen SMK Negeri 4 Malang, diantaranya:

[1] Sosialisasi internal Kurikulum SMK (Grafika & TIK) Edisi 2004;
[2] Pendistribusian dokumen kurikulum kepada para guru normatif, adaptif dan produktif;
[3] Penyusunan modul untuk di sekolah dan di industri;
[4] Penyusunan silabus;
[5] Pembuatan Skill-Passport (Paspor Kecakapan);
[6] Pembuatan form Kartu Hasil Studi (KHS); dan
[7] Pembuatan buku Raport model KBK.

Untuk memudahkan implementasi Kurikulum SMK Edisi 2004, maka langkah-langkah di atas kemudian diikuti dengan sejumlah pendekatan sistem yang melandasinya, diantaranya sistem:

[1] Academic atau manajemen pendidikan model semi perguruan tinggi;
[2] Life Skills (LS) atau Kecakapan Hidup;
[3] Broad Based Curriculum (BBC) atau Kurikulum Berbasis Luas; dan
[4] Competency Based Curriculum (CBC) atau Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Sedangkan untuk memudahkan dan mengefektifkan proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik, maka SMK Negeri 4 Malang memilih pendekatan metode pendidikan dan pelatihan model Competence Based Training (CBT) atau Pelatihan Berbasis Kompetensi dan Product Based Training (PBT) atau Pelatihan Berbasis Produk. Untuk itu ditetapkanlah sejumlah strategi untuk mensukseskannya, yaitu melalui program:

[1] Learning by doing (Belajar sambil berkarya);
[2] Mastery learning (Belajar tuntas);
[3] Individualized learning (Belajar individual);
[4] Group learning (Belajar kelompok); dan
[5] Modular system (Sistem modul)

D. Rencana Manajemen Mutu SMK Besar Bertaraf Internasional
Kehadiran KTSP dan Silabusnya bersamaan dengan pengembangan SMK Negeri 4 Malang sebagai SMK Besar yang sekaligus Bertaraf Internasional. Untuk mengimplementasikan kedua program tersebut, maka manajemen SMK Negeri 4 Malang menyusun langkah-langkah rencana strategis bersama bagian Litbang & PSDM-nya yang telah dituangkan dalam Rencana Manajemen Mutu (RMM) 2007. Rencana Manajemen Mutu tersebut dibagi menjadi 4 sasaran mutu, yaitu:

1. Pengembangan Sumber Daya Manusia, meliputi:

[1.1] Meningkatkan promosi kompetensi siswa melalui Praktik Kerja Industri (Prakerin) Khusus di Lembaga Tinggi & Tertinggi Negara;
[1.2] Meningkatkan kecakapan komunikasi bahasa Inggris guru dan karyawan melalui Preparasi dan Tes TOEIC International dengan target rerata skor diatas 500;
[1.3] Mengukur kompetensi siswa dalam kecakapan komunikasi bahasa Inggris melalui Tes TOEIC International dengan target rerata skor di atas 500;
[1.4] Mengukur kompetensi siswa dalam Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI);
[1.5] Meningkatkan (upgrading) kecakapan dan memutakhirkan (updating) wawasan guru produktif melalui program On the Job Training di perusahaan dan industri grafika dan multimedia, baik di dalam maupun di luar negeri;
[1.6] Menambah wawasan dan pengetahuan siswa, guru dan karyawan tentang perkembangan mutakhir teknologi grafika dan multimedia melalui kunjungan ke Pameran/Expo Grafika dan Multimedia, baik di dalam maupun di luar negeri;
[1.7] Menyiapkan tim siswa berprestasi dan potensial untuk menjuarai Lomba Kompetensi Siswa tingkat Nasional 2007; dan
[1.8] Sertifikasi Kompetensi dan Assessor bagi guru produktif.

2. Pengembangan Sumber Daya Sarana & Prasarana, meliputi:

[2.1] Meningkatkan kwalitas proses belajar dan mengajar - yang menarik dan menyenangkan - berbasis multimedia melalui penyediaan perangkat LCD Data Projector dan Wallscreen permanen di bengkel-bengkel kerja bidang keahlian Grafika dan ruang-ruang kelas;
[2.2] Meningkatkan kesehatan, kesegaran dan kebugaran jasmani siswa, guru dan karyawan melalui penyediaan Gymnasium berikut peralatannya; dan
[2.3] Menambah sarana praktik grafika berupa mesin digital printing, imagesetter, platesetter, dan cetak offset ukuran medium.

3. Pengembangan Sumber Daya Infromasi & Komunikasi, meliputi:

[3.1] Mengembangkan fasilitas intranet dan internet di SMKN 4 Malang untuk mendukung program edukasi dan administrasi berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi;
[3.2] Meningkatkan kwalitas dan profesonalitas guru dengan penggunaan Notebook (Laptop) sebagai alat bantu belajar dan mengajar;
[3.3] Mengembangkan fasilitas intranet nirkabel (wireless) antara SMKN 4 Malang dengan 40 sekolah (client) untuk mendukung program e-Learning di Kota Malang; dan
[3.4] Melengkapi komputer dengan perangkat lunak standar yang berlisensi dan legal sebagai wujud kesadaran hak atas kekayaan intelektual.

4. Pengembangan Kemitraan Nasional & Internasional, meliputi:

[4.1] Menjalin dan membina kemitraan nasional dan internasional dalam hal Prakerin & Penyaluran Tamatan SMKN 4 Malang di dalam dan di luar negeri;
[4.2] Menjalin dan membangun kemitraan dalam hal Pengembangan Sarana dan Prasarana SMKN 4 Malang dengan Alumni.

Demikian apa yang telah, sedang dan akan kami kembangkan di SMK Negeri 4 Malang. Pada hari ini sedang berlangsung external auditing oleh lembaga sertifikasi internasional untuk Sertifikat ISO 9000:2001 di SMK Negeri 4 Malang. Inilah komitmen kami untuk memberikan layanan pendidikan yang prima dan berkwalitas sekaligus berkwantitas, tidak saja untuk peserta didik dan orang tua siswa dari Kota Malang, tetapi juga dari seluruh Indonesia dan juga dari negara lain.

:: Makalah ini disampaikan oleh Kepala SMKN 4 Malang di dalam Workshop Pusgrafin, 22 Mei 2007 ::

Selasa, Mei 08, 2007

Kiat Tujuh Belas

:: My Key of Success ::

iman adalah fondasiku
ilmu adalah senjataku
berjuang adalah tabiatku
keyakinan adalah hartaku
kejujuran adalah bekalku
sikap ramah adalah makananku
kebenaran adalah pamungkasku
ketenangan hati adalah tubuhku
sabar adalah perlindungan diriku
cita-cita adalah teman sejawatku
akal sehat adalah basis beragamaku
kesederhanaan adalah respek pribadiku
meninggalkan sifat santai adalah profesiku
keinginan luhur adalah puncak perjalananku
ketenangan batin adalah pengabdianku
pengetahuan adalah modalku
sholat* adalah hiburanku

[* do'a]

:: 10.10.1991 ::

Jumat, April 13, 2007

I.Teacher

Intelligence Teacher - Guru Abad XXI
Ing Ngarso Sung Tulodo
(Di depan sebagai Suri Tauladan)

Sejarah telah mencatat dan membuktikan, bahwa lebih dari 3 alaf (millennium) kegiatan belajar dan mengajar yang melibatkan pendidik (guru) dan peserta didik (siswa) telah membantu proses pendidikan umat manusia menuju peradaban yang lebih baik dari masa ke masa.

Kini di abad XXI, dimana teknologi informasi dan komunikasi (ICT) berkembang pesat menurut deret ukur dan teknologi transportasi kian terjangkau menurut deret hitung. Maka kinerja Guru yang lebih baik, efektif, efisien, dan terbuka pun menjadi tuntutan publik, termasuk diantaranya adalah orang tua siswa.

Tuntutan terhadap kinerja Guru di abad XXI ini makin rumit (complicated), seorang Guru tidak lagi hanya sekedar berperan utama sebagai transformator mata pelajaran (normatif, adaptif atau produktif) di sekolah/madrasah, tetapi kini meluas hingga ke peran fasilitator, motivator, dinamisator, operator, dan katalisator di dalam kelas/laboratorium maupun di masyarakat.

1) Sebagai Fasilitator, seorang Guru harus dapat menyiapkan dan memberikan fasilitas serta sumber belajar yang diperlukan oleh setiap peserta didik di sekolah/madrasah, sehingga proses transformasi ilmu pengetahuan dapat terjadi dengan baik dan menyenangkan.

2) Sebagai Motivator, seorang Guru dituntut peka dan dapat memompa semangat hidup dan daya juang peserta didiknya yang mengalami penurunan gairah dan prestasi belajar akibat deraan problem sosial dan ekonomi yang mungkin saja dapat berujung pada kejenuhan atau bahkan keputus-asaan.

3) Sebagai Dinamisator, seorang Guru dapat menokohkan dirinya sebagai coach di kelas yang piawai menggerakkan suasana kelas menjadi ‘pasar pengetahuan’ (knowledge market) yang penuh dinamika belajar sambil bermain atau suasana laboratorium yang penuh dinamika riset serius namun juga santai.

4) Sebagai Operator, seorang Guru dituntut untuk mampu menerjemahkan regulasi pemerintah yang berlaku di bidang pendidikan, kemudian – berdasarkan regulasi tersebut menyusun dan menindaklajuti sejumlah standar operasional prosedur (perangkat mengajar) untuk mencapai kualitas layanan belajar-mengajar yang prima bagi peserta didik.

5) Sebagai Katalisator, seorang Guru juga harus mampu berperan sebagai perekat stakeholder pendidikan – dengan berbagai latar belakang dan kepentingannya – untuk mencapai visi dan misi pendidikan.

Untuk membantu Guru dalam menjalani peran-perannya di atas, kini tersedia sejumlah opsi media informasi dan komunikasi yang cukup terjangkau dan efektif, diantaranya adalah:
1) Buku
2) Surat Kabar
3) Majalah
4) Telepon Genggam
5) Komputer berikut Printer dan Scanner-nya
6) Koneksi Internet

Dengan dukungan perangkat di atas dan sejumlah inisiatif yang inovatif, bukan tidak mungkin seorang Guru - yang tinggal di pedesaan sekalipun - dapat meluaskan perannya dari Guru Lokal hingga Guru Nasional atau bahkan Guru Global (Global Teacher). Karena melalui jaringan internet, Guru - dalam tempo yang bersamaan - dapat mengajar ratusan hingga ribuan peserta didik yang tersebar di seluruh Nusantara dan diyakini pula - dengan tambahan kecakapan berkomunikasi dalam bahasa Inggris - Guru yang bersangkutan dapat mengajar ribuan hingga jutaan peserta didik yang tersebar di seluruh dunia. Inilah salah satu kunci yang akan membukakan pintu akses Guru Indonesia untuk belajar di luar negeri.

Kelak dalam waktu yang tiada lama lagi, pemilikan e-mail pribadi, web blog pribadi, media simpan portabel (flashdisk/Thumbdrive) dan komputer riba (laptop/notebook) sudah menjadi hal yang biasa bagi seorang Guru.

Selain sejumlah soft skill di atas, Guru juga dituntut untuk memiliki sejumlah norma dan etika yang berlaku di tata pergaulan universal agar berterima di dunia internasional maupun global. Norma-norma tersebut diantaranya adalah:

1) Keteladanan, pada norma ini seorang Guru akan mendapatkan derajat adimulia-nya jika berhasil menjadi teladan (role model) bagi: suami/Istrinya, putra-putrinya, koleganya, siswa-siswinya, dan masyarakat di sekitarnya.

2) Kesehatan, pada norma ini seorang Guru akan meraih puncak adiraga-nya jika teruji komitmennya pada kesehatan diri dan lingkungannya untuk: tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, tidak menyalahgunakan narkotika dan obat-obatan terlarang, serta tidak menghalalkan sex bebas di luar pernikahan (free sex).

3) Keberbudayaan, pada norma ini seorang Guru akan memetik adiluhung-nya jika memiliki daya apresiasi dan kreasi pada: Karya Sastra, Seni Musik, Seni Tari, Bahasa, Kuliner, Tradisi, dan Budaya bangsa-bangsa di seluruh dunia.

Guru dengan potensi seperti paparan di atas pantas menyandang sabuk I.Teacher (Intelligence Teacher). I.Teacher lebih dari sekedar Smart Teacher, karena I.Teacher bermakna Guru dengan multi intelejensia. Seorang penyandang I.Teacher setidaknya memiliki 3 kebiasaan yang menjadi gaya hidupnya, ketiga kebiasaan itu adalah:

1) belajar dimana saja dan kapan saja atau Ubiquitous Learning (u-Learning)
2) mengajar dimana saja dan kapan saja atau disebut Ubiquitous Teaching (u-Teaching)
3) menulis dimana saja dan kapan saja atau disebut Ubiquitous Writing (u-Writing)

dengan ketiga gaya hidup baru tersebut, maka cepat atau lambat sang Guru akan memiliki kekayaan ilmu pengetahuan serta wawasan laksana Ensiklopedia Hidup (Life Encyclopedia).

Abad ke-21 sudah kita masuki, menjadi I.Teacher memang sebuah tantangan besar bagi Guru, terlebih dalam kondisi sosial dan ekonomi nasional yang belum stabil benar. Namun komitmen untuk mencapainya dapat dimulai dari sekarang, karena setiap Guru memiliki potensi dan kesempatan yang sama untuk bekerja cerdas sebagai I.Teacher!

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Malang, 13 April 2007