Minggu, Juni 11, 2006

SIN-TIN Depdiknas

School Mapping

Berawal dari sukses Tim ICT Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (Dikmenjur) Depdiknas mengawal sistem TI Pemilu Legislatif 5 April 2004 sebagai Trainer dan Koordinator Simpul (Provinsi) dan Sub Simpul (Kabupaten/Kota) Data Entry Pemilu (Situng) 2004. Adalah Dr. Ing. Gatot Hari Priowirjanto (Direktur Dikmenjur kala itu) memandang perlu mengundang aktifis ICT-nya (guru-guru SMK berpotensi di bidang TIK) yang merata dari NAD sampai Papua tersebut ke Depdiknas di Jakarta. Selain sebagai wujud apresiasi atas dedikasi, kerja sama, kerja keras dan kerja cerdas selama Pemilu 2004, Direktur Dikmenjur melihat penguasaan dan independensi Tim-nya di bidang teritorial, sosial dan politik – mulai tingkat Provinsi hingga Kecamatan - selama Pemilu 2004 teruji sangat baik dan layak menerima peran strategis dan tantangan berikutnya.


Untuk mendukung pendataan yang dibutuhkan dalam penyusunan Renstra Depdiknas 2005-2010, Dikmenjur berupaya mengembangkan dan mengujicobakan program ”Sistem Informasi Pemetaan Pendidikan” atau yang lebih dikenal dengan istilah ”School Mapping” di beberapa Kabupaten/Kota di Pulau Jawa. Hasil uji coba-nya cukup baik dan dinyatakan siap implementasi di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Dengan School Mapping ini diharapkan data-data yang disajikan dapat memberikan informasi yang aktual, faktual dan cepat bagi pengambil kebijakan pendidikan di tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.


Melalui SK Direktur Dikmenjur, maka pasca Pemilu Legislatif 2004 yang lalu terbentuklah Tim School Mapping yang kini keberadaannya hampir menyeluruh di kabupaten/kota di Indonesia. Tim yang beranggotakan 13 orang Staf Dikmenjur dan 50 orang Guru aktifis ICT Dikmenjur ini memiliki tugas dan kewajiban untuk: (1)
menyusun program kerja Tim School Mapping, (2) menyusun instrumen pengumpulan data, serta membuat kerangka acuan dan petunjuk pelaksanaan program School Mapping, (3) membuat dan mengembangkan aplikasi School Mapping, (4) mensosialisasikan program School Mapping dan sasaran Renstra Pendidikan, (5) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta membimbing Tim School Mapping kabupaten/kota, (6) membuat jaringan komunikasi Tim School Mapping di seluruh Indonesia, (7) melakukan pemantauan keterlaksanaan pengumpulan dan entri data, (8) melakukan koordinasi tingkat provinsi untuk memperoleh informasi perkembangan program School Mapping dan Renstra Pendidikan di tiap kabupaten/kota, dan (9) mengumpulkan serta mengolah data dan informasi yang masuk dari Tim School Mapping dan Tim Renstra Pendidikan kabupaten/kota serta provinsi.



Fitur Laman School Mapping


Sebagai sistem informasi pemetaan pendidikan, program berorientasi GIS yang berbasis data atribut dan data spasial ini dilengkapi fitur-fitur yang didesain dan ditempatkan sedemikian “user friendly“, baik bagi administrator, operator maupun user. Sembilan fitur yang terdapat pada laman School Mapping (
http://schomap.dikmenjur.net) adalah: (1) Peta, (2) Navigasi Peta, (3) Navigasi Wilayah, (4) Legenda Peta, (5) Peta Referensi, (6) Menu Utama, (7) Menu Pakar, (8) Papan Informasi, dan (9) Navigasi Umum.


Peta
merupakan bagian utama dari School Mapping ini. Pada bagian ini ditampilkan daerah batas administratif kabupaten, kecamatan dan desa/kelurahan serta jalur sungai dan jaringan jalan. Peta awal menampilkan cakupan seluruh kabupaten dalam satu view dengan tampilan batas administratif, sungai, jalan dan layer tematik sekolah. Dengan memperbesar tampilan peta (zoom) menggunakan navigasi peta, maka detil wilayah yang tampil pada peta akan tampak lebih jelas, seperti halnya batas-batas kelurahan/desa.


Navigasi Peta
memberikan keleluasaan bagi user untuk mengubah ukuran gambar peta dalam tiga pilihan: 400x400, 500x500, dan 600x600, memperbesar/memperkecil tampilan gambar di dalam area peta, menampilkan seluruh cakupan kabupaten/kota dan menggeser gambar peta ke kiri, ke kanan, ke bawah, atau ke atas dari area peta.


Navigasi Wilayah
memberikan pilihan daerah kecamatan dan kelurahan/desa yang akan mengatur tampilan peta dan informasi sesuai daerah yang dipilih. Navigasi Wilayah web School Mapping tingkat Provinsi dilengkapi pilihan kabupaten/kota, sedangkan di tingkat Nasional dilengkapi pilihan provinsi dan kabupaten/kota.

Legenda Peta
menampilkan informasi berupa layer-layer tematik yang terdapat pada gambar peta. Terdapat 2 kelompok layer tematik yang terdiri dari layer lembaga pendidikan dan layer legenda. Di kelompok lembaga pendidikan terdapat layer: SDN, SDS, SMPN, SMPS. SMAN, SMAS, SMKN, SMKS, MIN, MIS, MTsN, MTsS, MAN, MAS, PTN, dan PTS. Akhiran ”N” pada kelompok lembaga pendidikan berarti status Negeri, sedangkan akhiran ”S” berarti status Swasta. Di kelompok layer legenda terdapat layer: Label Kecamatan, Label Desa/Kelurahan, Sungai, dan Jalan. User dapat memilih layer tematik yang ingin ditampilkan di daerah peta dengan mencentang checkbox dan kemudian klik Refresh untuk mengaktifkan atau menonaktifkan layer-layer tersebut. Di bawah kelompok layer terdapat Peta Referensi memberi informasi sekaligus panduan untuk mengatur tampilan peta sehingga fokus pada titik lokasi yang dipilih. Fitur ini menunjukkan ikhtisar dari area yang ditampilkan di gambar peta.


Menu Utama
terdiri dari menu: (1) Daftar Sekolah, (2) Daftar Pengajar, (3) Rekap Siswa, (4) Daftar SMK, (5) Sekolah Per Wilayah, (6) Siswa Per Wilayah, (7) Pengajar Per Wilayah, (8) Potensi Industri, (9) Potensi Alam, (10) Sarana Ibadah, dan (11) Sarana Olah Raga. Di kelompok menu rekapitulasi terdapat menu yang memuat ”daftar sekolah”, menu yang memuat ”daftar pengajar”, menu yang menampilkan ”rekapitulasi jumlah siswa”, dan menu yang memuat daftar ”SMK” di daerah yang sedang aktif pada tampilan gambar peta.


Di kelompok menu distribusi terdapat menu yang menampilkan ”data sebaran sekolah”, menu yang menampilkan ”data sebaran siswa”, dan menu yang menampilkan data sebaran pengajar (guru) di daerah yang sedang aktif pada tampilan gambar peta.


Sedangkan di kelompok menu potensi daerah terdapat menu yang menyajikan ”data dan lokasi industri”, menu yang menyajikan ”data dan lokasi potensi alam”, menu yang menampilkan data dan lokasi ”rumah-rumah ibadah”, dan menu menampilkan data dan lokasi ”fasilitas berbagai cabang olah raga” di daerah yang sedang aktif pada tampilan gambar peta.


Menu Pakar
terdiri dari menu: (1) Proyeksi Pensiun, (2) Trend Animo Masyarakat, (3) Daya Tampung SLTA, (4) Prediksi SMK Kecil, (5) Rasio Usia Sekolah, (6) Wajar Dikdas, dan (7) Luas Lahan Sekolah. Menu Pakar terdiri dari menu yang menyajikan ”proyeksi pensiun”, menu yang menyajikan ”trend animo masyarakat” terhadap sekolah, menu yang menyajikan ”daya tampung SLTA”, menu yang menyajikan ”prediksi dibangunnya SMK Kecil”, menu yang menyajikan ”grafik rasio usia sekolah”, dan menu yang menyajikan daya tampung sekolah dasar terhadap penduduk usia SD (wajib belajar), dan menu yang menyajikan luas lahan sekolah untuk daerah yang sedang aktif pada tampilan gambar peta.


Papan Informasi
menunjukkan ikhtisar dari daerah yang dipilih pada peta atau yang dipilih pada Navigasi Wilayah. Sedangkan Navigasi Umum membantu user untuk: kembali ke tampilan laman School Mapping sebelumnya (Back), kembali ke tampilan awal (Home). memanggil ulang laman yang sedang aktif (Refresh), menampilkan laman yang sedang aktif dalam format yang siap cetak (Print), menampilkan informasi deskripsi dan kontak School Mapping (Help).



Tantangan di Lapangan


Tahun pertama (2004) adalah masa sosialisasi yang tersulit yang dialami oleh sebagian besar Tim School Mapping kabupaten/kota. Tantangan pertama adalah kendala birokrasi, meskipun secara organisatoris di dalam Tim School Mapping ada unsur Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kepala serta Staf Bagian Perencanaan / Penyusunan Program, Kepala Sekolah, dan Koordinator, namun laju data dari sekolah/madrasah ke Sekretariat School Mapping kabupaten/kota yang berlokasi di SMK umumnya tersendat. Hal ini dimungkinkan karena sekolah/madrasah merasa sudah cukup banyak data dan informasi melalui Kuisoner Tahunan ke Dinas Pendidikan dan Evaluasi Diri ke Badan Akreditasi Sekolah (BAS). Sehingga Format Entri Data yang dikeluarkan oleh Tim School Mapping ke sekolah-sekolah/madrasah-madrasah dianggap hanya menambah, membebani, atau mengulang pekerjaan sebelumnya.


Tantangan kedua adalah sangat lemahnya koordinasi lintas sektor. Di sini akses Tim School Mapping ke Kantor Departemen Agama, Kantor Pengelolaan Data Elektronik (KPDE), Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Biro Pusat Statistik (BPS), dan Komite Nasional Olah raga Indonesia (KONI) kabupaten/kota sering tertolak. Sehingga sejumlah ’lubang’ data terjadi yang membuat sajian informasi dan proyeksi menjadi kurang akurat atau bahkan bias.


Tantangan ketiga adalah ke-tidak-proporsionalan anggaran. Dukungan dana dekonsentrasi dengan besaran yang sama untuk semua kabupaten/kota dan mengabaikan aspek proporsionalitas memang berpotensi mendemotivasi koordinator dan operator School Mapping. Sebagai ilustrasi: Tim School Mapping Kabupaten Malang yang terdiri dari 33 kecamatan memperoleh dukungan dana dekonsentrasi yang sama dengan Tim School Mapping Kota Malang yang hanya terdiri dari 5 kecamatan saja. Akan lebih miris jika ini dilihat dari jumlah siswa, guru, dan sekolah yang datanya harus di-entry ke pangkalan data School Mapping yang memerlukan waktu berbulan-bulan.


Tantangan keempat adalah ke-kurang-kapabilitas-an kinerja. Sebagaimana diketahui bahwa tidak semua guru-guru SMK aktifis ICT Dikmenjur berlatar belakang teknik informatika. Sementara program School Mapping membutuhkan kecakapan programming, database, networking, mapping, dan GIS. Koordinator juga dituntut memiliki kecakapan mengelola (manajemen) tim operator data entry School Mapping yang beranggotakan 10-20 orang siswa TIK. Selain itu juga masih dibutuhkan kapabilitas social skill yang akan membantu koordinator School Mapping menjalin komunikasi dan diplomasi lintas sektor dan jenjang.


Tantangan kelima adalah luas dan beratnya teritorial. Beberapa koordinator yang teritorial kabupaten-nya sangat luas dan kecamatan-nya menyebar hingga 15-20 km dari sekretariat School Mapping. Ditambah topografi yang berragam dan beberapa jalan akses yang tak terjamah aspal. Hal ini akan dialami manakala Tim harus datang (visitasi) ke lokasi sekolah/madrasah untuk mengambil gambar (foto) sebagai pelengkap data yang di-entry dan informasikan yang disajikan.


Meskipun tantangan School Mapping ini cukup berat, toh cukup banyak Tim School Mapping yang sukses mengatasi tantangan ini melalui sejumlah kiat. Mereka membuka komunikasi dan koordinasi lintas sektor yang intensif melalui paparan visi, misi, tujuan, dan manfaat School Mapping di berbagai seminar, workshop dan media massa. Bahkan mereka dapat meyakinkan pihak Pemda dan DPRD untuk memberi sokongan dana operasional. Bagi yang tertantang di sisi skill, maka mereka upayakan mengikuti atau menyelenggarakan secara mandiri sejumlah diklat programming, database, dan networking di ICT Center masing-masing. Pola ”peer-coaching” antar koordinator School Mapping - baik melalui visitasi antar sekretariat maupun diskusi di milis - juga dirasakan sangat efektif sebagai solusi atas kesenjangan skill.


Ada saran yang patut dicatat, mereka menyarankan kepada Dinas P dan K Provinsi agar sebagian dana BOS atau BKM dapat dibelanjakan untuk membeli Kamera Digital dan PC Multimedia, sehingga proses pendataan dan pemotretan dapat ditangani secara mandiri oleh masing-masing sekolah/madrasah. Hal ini sekaligus dapat menjadi investasi awal menuju kegiatan belajar-mengajar berbasis ICT di semua sekolah/madrasah, baik melalui intranet maupun internet. Kelak 1-2 tahun lagi sekolah/madrasah ini dapat mengirimkan datanya langsung ke IDC Depdiknas.



Dari
School Mapping ke SIN-TIN


Pada tahun 2005, Haykal, S.Pd guru SMK Negeri 1 Banyuwangi yang menjabat sebagai Koordinator Tim School Mapping Kabupaten Banyuwangi – mendapatkan kepercayaan dari Kepala Dinas P dan K Provinsi Jawa Timur selaku Penanggung Jawab BOS (Bantuan Operasional Sekolah) Provinsi Jawa Timur – untuk mengembangkan dan mengintegrasikan Menu Provinsi yang mendukung program BOS dan Buta Aksara ke dalam program School Mapping. Sejak itulah di Jawa Timur istilah SIN-TIN lebih populer ketimbang School Mapping Menu Provinsi ini terdiri dari: menu ”Program Rehab” yang menyajikan data dan foto gedung sekolah/madrasah yang akan, sedang dan telah di-rehabilitasi (diperbaiki/direnovasi), menu ”SIN” yang menyajikan data dan foto siswa berikut Nomor Identitas Siswa-nya (Student Identity Number), menu ”TIN” menyajikan data dan foto guru berikut Nomor Identitas Guru-nya (Teacher Identity Number), dan menu ”Buta Aksara” yang menyajikan data buta aksara di daerah yang sedang aktif pada tampilan gambar peta.


Dalam terminologi Depdiknas, SIN (Student Identity Number) adalah pendataan
individu siswa dan TIN (Teacher Identity Number) adalah melakukan pendataan individu guru berbasis teknologi informasi dan komunikasi. SIN (Student Identity Number) juga merupakan sebuah kode unik untuk mengidentifikasi siswa yang manfaatnya antara lain untuk: (1) mengetahui data siswa secara cepat dan akurat yang memuat: nama, tanggal lahir, nomor induk, alamat, nama orang tua, jenis kelamin siswa, dan sebagainya, (2) mendukung akurasi data dan pelaksanaan BOS dan BKM, (3) mendukung implementasi sistem informasi manajemen Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, Kabupaten/Kota berbasis TIK, dan (4) menampilkan keadaan fisik sekolah berdasarkan foto yang disajikan dalam aplikasi.


Setiap siswa dan guru memiliki 23 digit kode unik yang merupakan rangkaian 9 (sembilan) kode dari depan sebagai berikut: kode provinsi (2 digit) - kode kabupaten/kota (2 digit) - kode kecamatan (2 digit) - jenis sekolah (2 digit) - status sekolah (1 digit) - nomor urut sekolah (3 digit) - jenjang dan status siswa/guru (2 digit) - tanggal lahir (6 digit) - index lahir (3 digit). Contoh: Ahmad Zainuddin SIN 05730340716305301288001, artinya: 05 = Jawa Timur 73 = Kota Malang 03 = Kecamatan Klojen 40 = SMK 7 = Negeri 163 = Nomor Urut SMKN 4 Malang 05 = Siswa 301288 = Tanggal lahir 30 Desember 1988 001 = Indeks kelahiran Ahmad Zainuddin.


SIN-TIN memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah: terjaminnya kevalidan dan keakurasian data identitas diri siswa dan guru, terhindar dari adanya double account dalam pangkalan data, mengubah paradigma pendidikan dari sistem manual ke sistem komputer, dan dapat diakses setiap saat oleh semua pihak yang berkepentingan. Selain itu SIN-TIN juga dapat dipergunakan untuk mencari data Rehabilitasi Sekolah dan Buta Aksara yang sangat dibutuhkan oleh daerah masing-masing.



Strategi SIN-TIN


Dinas P dan K Provinsi Jawa Timur memberi waktu 6 (enam) bulan kepada 38 Tim SIN-TIN Kabupaten/Kota-nya dengan target: (1) mengumpulkan data identitas lembaga SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA negeri maupun swasta, (2) mengumpulkan data identitas siswa, guru, karyawan, dan kepala sekolah di masing-masing lembaga di atas, (3) mengumpulkan gambar/foto individu semua siswa, guru, karyawan, dan kepala sekolah serta kondisi gedung di masing-masing lembaga di atas.


Dengan SIN-TIN ini kelak keakuratan data dan jumlah siswa, guru dan lembaga pendidikan dapat mendekati kenyataan di lapangan, karena sebelumnya ditengarai masih adanya penyimpangan atau kesalahan pada pengajuan, pengelolaan dan pelaporan Dana BOS oleh beberapa sekolah/madrasah di Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian maka SIN-TIN dapat menjadi media akuntabilitas publik yang terbuka dan transparan jika telah lengkap dan dapat diakses melalui internet.


Untuk mencapai target tersebut, Tim SIN-TIN Kota Malang (salah satu Tim tercepat di Indonesia) menyiapkan strategi penyusunan SIN-TIN yang melibatkan semua unsur pendidikan di kabupaten/kota yang terkait, mulai dari Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Kantor Departemen Agama, kepala-kepala sekolah, guru dan karyawan sekolah di Kota Malang melalui strategi: (1) koordinasi dan kerjasama lintas jenjang dengan Cabang-cabang Dinas Pendidikan SD/MI, Ketua Sub Rayon SMP, SMA, SMK, MTs, dan MA serta Pengawas di Kota Malang untuk mencari, mengumpulkan dan memasukkan (entry) data dan foto ke dalam pangkalan data School Mapping yang dipusatkan di ICT Center Kota Malang (SMKN 4 Malang), (2) instruksi ke setiap sekolah/madrasah untuk melakukan pemotretan pas foto digital siswa, guru, karyawan dan kepala sekolah secara mandiri, kemudian hasilnya diserahkan bersama-sama file data siswa, guru, karyawan, dan kepala sekolah (dalam media CD) ke Sekretariat SIN-TIN, (3) melakukan pemotretan pas foto digital langsung ke sekolah-sekolah/madrasah-madrasah oleh juru foto Tim SIN-TIN atau melibatkan juru foto profesional (jasa pihak ketiga).


Strategi lain yang patut dicatat adalah pengerahan 40 siswa kelas I Multimedia SMK Negeri 4 Malang sebagai operator entry data SIN-TIN di Kota Malang. Mereka dibagi dalam 2 kelompok yang masing-masing berjumlah 20 siswa dan bekerja dalam 2 shift, shift pertama 07.00 – 14.00 dan dan shift kedua 14.00 – 21.00. Setiap minggu kedua kelompok ini bertukar shift agar tidak terjadi kejenuhan dalam mengejar target entry data berikut foto 568 sekolah/madrasah, 161.093 siswa, 10.235 guru, 1.741 karyawan, dan 568 kepala sekolah/madrasah se Kota Malang. Per-2 Mei 2006, Tim yang bekerja sejak 1 Maret 2006 ini telah mencapai 75% dari target data dan foto yang masuk ke pangkalan data SIN-TIN Kota Malang.


Pas foto digital ini berformat 3cm x 4cm dan ukuran maksimum <10>



Prosedur SIN-TIN


SIN-TIN yang dananya bersumber dari dana
Pusat (APBN), Provinsi (APBD I), Kabupaten (APBD II), Dekonsentrasi, dan BOS Tingkat Kabupaten/Kota ini memerlukan persiapan yang cukup matang, meliputi: (1) persiapan Staf Dinas Pendidikan yang secara khusus ditunjuk bertugas mengumpulkan dan memasok data SIN-TIN dari sekolah/madrasah ke Sekretariat SIN-TIN Kabupaten/Kota melalui program Workshop, (2) persiapan Tim Operator Data Entry SIN-TIN yang akan memasukkan, menyunting atau mengkonversi data dan foto ke Pangkalan Data di Server SIN-TIN melalui program Training, (3) persiapan perangkat keras yang akan dipergunakan oleh Tim Operator SIN-TIN, dan (4) instalasi perangkat lunak program aplikasi School Mapping versi SIN-TIN.


Perangkat keras yang diperlukan untuk SIN-TIN sebaiknya terdiri dari: 1 unit PC Server untuk meladeni beberapa PC Client, 10-20 unit PC Client untuk entry data, 1-2 unit Notebook/Laptop untuk mengolah data dan foto di lapangan, 3-5 unit Scanner untuk memindai foto dari format analog ke digital, 3-5 buah Digital Camera untuk memotret personal dan gedung di lapangan, 1-2 buah External Harddisk/3-5 buah USB Thumb Drive untuk menyimpan data serta hasil pemotretan di lapangan, 1 buah LCD Projector untuk mempresentasikan SIN-TIN, Akses Internet untuk meng-upload hasil entry data ke Web School Mapping, dan kendaraan roda-2 atau roda-4 untuk mengantarkan Tim SIN-TIN ke lokasi/lapangan.


Bagaimana data SIN-TIN mengalir ke laman School Mapping? Pertama: siswa, guru, dan karyawan sekolah/madrasah mengisi format data SIN-TIN yang diterbitkan dan diedarkan oleh Dinas Pendidikan kabupaten/kota. Kedua: data dikumpulkan, disusun dan direkapitulasi berdasarkan isian format data SIN-TIN yang terkumpul. Ketiga: pemotretan siswa, guru dan karyawan dilakukan berdasarkan data yang terkumpul dan tersusun. Keempat: setelah data dan foto dikompilasi di dalam CD, sekolah/madrasah menyerahkan CD tersebut ke Sekretariat SIN-TIN. Kelima: Operator menyalin data dan foto dari CD ke PC untuk dikonversi dan diolah di dalam jejaring komputer SIN-TIN. Di tahap ini program akan memberi kode unik SIN untuk siswa dan TIN untuk guru/karyawan. Keenam: Koordinator mengkompilasikan, mengintegrasikan dan menyatukan data/foto dari beberapa sekolah/madrasah ke pangkalan data SIN-TIN Kabupaten/Kota. Ketujuh: Data SIN-TIN Kabupaten/Kota ditransfer dan diintegrasikan ke dalam pangkalan data SIN-TIN Provinsi. Kedelapan: Data SIN-TIN Provinsi ditransfer, diintegrasikan dan di-upload dalam pangkalan data dan laman SIN-TIN Pusat di IDC Depdiknas untuk dipublikasikan melalui internet.



Dari SIN-TIN ke NIS Depdiknas?


Seperti yang kita ketahui bersama, SIN-TIN menggunakan kode unik yang cukup panjang, yakni 23 digit! Secara teknis program aplikasi SIN-TIN tidak mengalami permasalahan untuk men-generate ratusan hingga ribuan SIN dalam waktu bersamaan dan cepat. Namun permasalahan akan muncul ketika siswa, guru, karyawan, dan kepala sekolah kesulitan menghafal 23 digit kode unik SIN-TIN-nya, sesulit menghafal nomor KTP kita. Untuk menjawab kesulitan tersebut, UPPTI Universitas Brawijaya menawarkan wacana NIS (Nomor Induk Siswa) yang kode uniknya hanya 10 digit! Ke-10 digit tersebut merupakan rangkaian 3 (tiga) kode dari depan sebagai berikut: kode tahun masuk sekolah dasar (3 digit) kode pengelompokan (3 digit) kode nomor urut dalam pengelompokkan (4 digit). Info detailnya dapat kita baca di:
nis.depdiknas.org.


”SIN-TIN” yang digagas oleh Dinas P dan K Provinsi Jawa Timur dan ”NIS Depdiknas” yang diwacanakan oleh Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Depdiknas untuk menyempurnakan School Mapping atau ”Pemetaan Pendidikan Nasional” memang sama-sama menjanjikan akuntabilitas publik yang jujur dan terbuka. Kita berharap akan terwujud satu SIN atau NIS yang tidak saja mudah dihafal, tetapi benar-benar dapat memberi banyak manfaat bagi pemilik ”Nomor Rekening Pendidikan” tersebut. Sebagaimana bisnis perbankan, SIN atau NIS sebaiknya dilengkapi dengan Kartu Cerdas (Smart Card) yang berfungsi sebagai: Media Rekam Riwayat Pendidikan (Educational Record) yang mampu menyimpan data pribadi dan data (transcript) nilai si pemegang SIN/NIS/Kartu Cerdas sejak kelas 1 hingga kelas 12 atau S1.


Di dalam 10 digit akan kita dapatkan 9.999.999.999 nomor! Suatu jumlah yang melebihi jumlah penduduk dunia! Mengapa kita masih memerlukan sejumlah kode? Bukankah selama ini nomor rekening bank kita - khususnya yang berjumlah 10 digit - sangat aman untuk merekam data pribadi berikut transaksi perbankan kita selama ini? Mari kita nantikan inovasi ICT dan komitmen lintas departemen di Indonesia yang akan menyatukan NIS, SIN dan sebagainya menjadi nomor identitas yang ”satu untuk semua!”


Kwarta Adimphrana
Guru SMKN 4 Malang
[email protected]
11.06.06

Kamis, Maret 16, 2006

Malang Cyber City (MCC)

Bola salju Teknologi Informasi dan Komunikasi yang digulirkan oleh Dikmenjur sejak 5 tahun lalu atau tepatnya 18 Januari 2001 di Kota Malang tampaknya benar-benar menciptakan dinamika dan fenomena yang menguntungkan iklim pendidikan di Kota Malang. Bola salju kecil itu awalnya bernama program Jaringan Internet di SMK di tahun 2001, kemudian menggelinding menjadi Jaringan Informasi Sekolah (JIS) Kota Malang yang mewadahi Guru-guru komputer SMP, SMA, dan SMK di Kota Malang pada tahun 2002, pada tahun yang sama akselerasinya semakin fenomenal dengan terselenggaranya PSB Online 2002 yang pertama di Indonesia.
Melihat prestasi tersebut, maka Dikmenjur memberi ‘reward’ berupa grant Wide Area Network (WAN) Kota 2003 yang diharapkan dapat mengkoneksikan sejumlah LAN di laboratorium-laboratorium komputer SMP, SMA dan SMK di Kota Malang. Dikmenjur menyadari betapa pentingnya ‘ICT Literacy’ bagi Guru, maka dibangunlah ICT Center Kota Malang di SMKN 4 Malang pada penghujung 2004. Institusi ini pada tahun 2005 telah menyelenggarakan 22 angkatan diklat komputer dan internet bagi 471 Guru SD s.d. SMA/K di Malang Raya. Dengan kekuatan modal komunitas pengembang, pelanggan dan infrastruktur WAN Kota Malang yang berkualitas, berkuantitas dan stabil, maka bola salju itu kini sukses ber-evolusi menjadi Malang Cyber City yang disingkat MCC.

Visi MCC
Malang Cyber City didesain sebagai sistem pemelajaran interaktif-atraktif berbasis teknologi informasi dan komunikasi serta media elektronik yang memungkinkan tenaga pendidik (guru/dosen/pakar) mengajar dan peserta didik (siswa/mahasiwa) belajar di mana pun dan kapan pun dalam suasana aman, nyaman dan menyenangkan, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah/kampus di Kota Malang.
MCC digagas oleh Direktur Dikmenjur dan dideklarasikan pada hari Minggu 7 Agustus 2005 di PPPGT/VEDC Malang, dihadiri oleh representasi Dikmenjur, PPPGT/VEDC Malang, Politeknik Negeri Malang, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, SMKN 4 Malang, Dinas Pendidikan, Media, dan beberapa ISP di Kota Malang. Sehari kemudian tepatnya hari Senin 8 Agustus 2005 di SMKN 4 Malang, Direktur Dikmenjur menggenapi keberadaan MCC dengan melakukan soft-launching Stasiun Relay TV Edukasi di SMKN 4 Malang.

Sebuah Kolaborasi Strategis
Atas inisiatif stakeholder WAN Kota Malang, maka dibentuklah struktur organisasi MCC yang terdiri dari Board dan Management. Di jajaran Board duduk Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang, Direktur Politeknik Negeri Malang (Poltek), Kepala PPPGT Malang (VEDC), Kepala SMKN 4 Malang, Kepala UPPTI Universitas Brawijaya (Unibraw), dan Dekan FT Universitas Negeri Malang (UM). Sedangkan di barisan Management berdiri 12 orang praktisi ICT dari Poltek, VEDC, SMKN 4 Malang, Unibraw, dan UM. Saat ini tongkat dirigent “Orkestra” Management MCC berada di tangan Bondan S. Prakoso, ST., pria bertangan dingin di balik sukses revitalisasi WAN dan PSB Online Kota Malang.
Dengan dukungan 2 Base Transceiver Station (BTS) yang terpasang di puncak Gedung Rektorat Unibraw, koneksi Point-to-Point (P2P) dari BTS Unibraw ke-5 BTS di VEDC, SMPN 5, SMAN 3, SMAN 10 dan SMKN 4 Malang, saat ini NOC MCC di Unibraw dapat melayani koneksi nirkabel intranet dan internet ke 15 SMP, 10 SMA, 7 SMK, Dinas Pendidikan, Balai Kota, dan VEDC Malang dengan stabil. Dalam waktu dekat diharapkan segera terbangun koneksi P2P dari BTS UM, Poltek dan Perpustakaan Umum Kota Malang ke BTS Unibraw. Dengan terbukanya akses intranet ke Digital Library di Unibraw, VEDC, UM, Poltek, dan Perpustakaan Umum Kota Malang diharapkan Peserta Didik maupun Tenaga Pendidik dapat lebih cepat menelusur katalog digital dan lebih mudah menemukan/meminjam pustaka yang ingin dibaca.
Tidak hanya dukungan infrastruktur, stakeholder MCC juga telah dan akan mendapat dukungan program, edukasi dan sumber daya dari mitra strategis masing-masing. Program Cisco Regional Academy (RA) dan Microsoft IT Academy (on progress) di VEDC, Microsoft School Agreement dan Macromedia Premier Academy Institution di SMKN 4 Malang (ICT Center Kota Malang), Cisco Local Academy di Unibraw (on progress), Sun Microsystem Java Academy di Poltek (on progress), dan Oracle Training di UM (on progress). MCC juga akan bekerjasama dengan sejumlah ISP dan komunitas Warnet untuk bersama-sama membentuk prototype Malang Internet and Education Exchange (MIEX) dan merancang regulasi akses Peserta Didik ke MIEX. Hal ini sekaligus menepis asumsi bahwa kehadiran MCC kelak akan mengurangi jumlah pelanggan yang berujung pada tutupnya sejumlah warnet di Kota Pendidikan ini.

Malang Internet and Education Exchange
Infrastruktur yang akan dikembangkan oleh MCC meliputi Malang Internet and Education Exchange (MIEX), HotSpot Wireless Access (HWA), Broadband Internet Access (BIA), WiMax, dan Televisi Edukasi (TVE) Malang.
Malang Internet and Education Exchange (MIEX) adalah fasilitas pertama yang akan dibangun sebagai gateway informasi dan komunikasi yang akan dapat diakses secara cepat melalui jalur intranet (lokal). MIEX akan terwujud manakala jejaring MCC telah terkoneksi nirkabel maupun kabel dengan jejaring ISP dan sejumlah warnet yang menjadi client-nya dalam sebuah konfigurasi Metropolitan Area Network (MAN) yang stabil, adil, terkelola, dan aman. MIEX diharapkan pula dapat berperan sebagai Dam yang dapat membendung arus informasi dan data bermuatan pornografi ke dalam Komputer, Laptop atau PDA Peserta Didik.

HotSpot
HotSpot Wireless Access (HWA) adalah fasilitas kedua yang akan menjadi salah satu andalan layanan terbaru MCC kepada Pengguna (Peserta Didik), meskipun harga Laptop dan PDA anyar terbilang masih mahal, namun angka kepemilikan Laptop di kalangan Mahasiswa bertambah secara signifikan. Dalam hal ini VEDC Malang yang memiliki beberapa HotSpot di lingkungan kampusnya cukup banyak menyumbang angka tersebut, karena semua mahasiswa D4 BA Joint Program-nya (wajib) memiliki Laptop. HWA melayani akses intranet gratis bagi semua Peserta Didik, internet prabayar bagi individu, dan internet pascabayar bagi sekolah/kampus. Biaya internet prabayar dan pascabayar akan ditetapkan seekonomis mungkin sehingga masih terjangkau Peserta Didik.
MCC mengangkat BackPack.Net (www.backpack.com.sg) dan Classroom On The Future (COTF) Singapore yang dikembangkan melalui kolaborasi strategis antara Infocomm Development Authority of Singapore (IDA), Microsoft Singapore dan The National Institute of Education (NIE) Singapore sebagai studi kasus sekaligus benchmark di kemudian hari. Sebagaimana COTF Singapore, selain menempatkan HotSpot di taman, kelas atau perpustakaan sekolah dan kampus, MCC juga akan menempatkan HotSpot di lokasi-lokasi strategis yang dapat dijadikan alternatif tempat belajar yang nyaman dan aman bagi Peserta Didik. Venue yang dapat dijadikan alternatif lokasi HotSpot di Kota Malang antara lain: Araya Plaza, Asrama Mahasiswa UM, Asrama Mahasiswa Unibraw, Balai Kota Malang, Bandara Abd. Saleh Singosari, Bioskop Mandala 21, Bioskop Sarinah 21, Dieng Plaza, Food Stall Gajayana, Food Stall Pulosari, Food Stall Sawojajar, Food Stall Trunojoyo, Gedung DPRD Kota Malang, GOR Ken Arok, Gym Jalan Bondowoso, Kantor-kantor Dinas/Cabang Dinas Pendidikan, Malang Olympic Garden, Malang Town Square (Matos), Perpustakaan Umum, Restaurant Fast Food (McD, KFC), Skate Park UM, Skate Park Unibraw, Stasiun KA Malang Kota, Taman Alun-alun Bundar (depan Balai Kota), Taman Hutan Malabar, Taman Wisata Rakyat, Terminal Bus Arjosari, Terminal Bus Gadang, Terminal Bus Landungsari, Velodrom Sawojajar, Warung Lesehan sepanjang jalan Soekarno-Hatta dan Tlogomas.

Broadband Internet Access
Broadband Internet Access (BIA) adalah fasilitas ketiga yang akan memberikan kebebasan kepada individu dalam memilih akses internet prabayar atau pascabayar dari salah satu dari ISP yang bergabung dalam MIEX dengan sistem koneksi dial-up. MCC kelak akan menerbitkan semacam SmartCard MCC yang berfungsi sebagai Kartu Akses Intranet sekaligus Internet Prabayar melalui MIEX. Peserta Didik yang memiliki SmartCard akan mendapat Account berikut Password perdana yang secara instan dapat dipergunakan di berbagai lokasi HotSpot MCC di Kota Malang.

WiMax
Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMax) adalah fasilitas keempat yang akan menjadi tulang punggung jejaring MCC di dalam Kota Malang. MCC akan menggunakan WiMax Standar 802.16x untuk mengusung bandwidth 75-100 Mbps dan mengantarkannya melalui koneksi nirkabel hingga sejauh 50 Km! Pada tahun 2006 ini MCC ditargetkan dapat mengkoneksikan 89 SMP, 50 SMA, 45 SMK, 22 MTs, 12 MA, dan 9 Perguruan Tinggi (termasuk VEDC) di Kota Malang ke dalam jejaringnya. Kemudian 299 SD dan 48 MI menjadi target berikutnya pada tahun 2007. Selain MCC, tercatat Bandung Cyber City (BCC), Yogya Cyber City (YCC), Solo Cyber City (SCC), dan Denpasar Cyber City (DCC) juga dalam proses pengembangan bersama. Jika kelima Kota Sibernetik ini benar-benar bersatu dan membentuk Pulau Sibernetik, maka dinamika E-Learning di Indonesia dipastikan akan kian bergairah dan cerah.
Bagaimana dengan kota dan kabupaten lain di Indonesia? Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (PKLN) Depdiknas sebagai penggagas Cyber City yang dikepalai oleh Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto telah menyiapkan beberapa V-SAT berikut bandwidth 12 Mbps-nya pada tahun 2005 ini. Biro PKLN telah menempatkan V-SAT di NOC MCC di Unibraw, saat ini ujicoba bandwidth up-link 256 Kbps dan down-link 1 Mbps sedang diujicobakan di jejaring WAN Kota Malang. Keberadaan 5-6 Cyber City saat ini merupakan bagian dari rencana pembentukan 440 Cyber City di tanah air yang akan memebrikan dukungan total kepada SIM Diknas sebagai Pusat Data dan Informasi Pendidikan Indonesia. Kelak SIM Diknas akan menerima data dan informasi mutakhir langsung dari Sekolah (first hand) secara cepat dan akurat, secara berkala maupun insidental.

TV Edukasi
Televisi Edukasi (TVE) Malang adalah fasilitas kelima yang akan melayani masyarakat melalui tayangan siaran TVE yang di-broadcast dari Pustekkom Depdiknas di Ciputat melalui Satelit Telkom-1. Siaran TVE di-receive melalui Antena Parabola dan Digital Satelitte Receiver di SMKN 4 Malang dengan parameter: Frekuensi 3785 MHz, Symbol Rate 4000, LNB 5150, Video PID 0308, Audio PID 0256, dan PCR PID 8190. Dari Digital Satellite Receiver kemudian di-relay melalui pesawat transmitter dan antena UHF yang terpasang di Tower BTS SMKN 4 Malang ke seluruh penjuru Kota Malang melalui frekuensi UHF Channel 30. Mulai 2 Januari 2006 TVE Malang mengudara dan me-relay siaran TVE Pusat selama pukul 07.00 – 21.00 WIB, khusus pada jam tayang 11.00 – 13.00 WIB TVE Malang menyiarkan siaran lokal.
Bagaimanakah peran TVE Malang? Pada tahap perintisan MCC tentulah peranan TVE Malang sangat penting, melalui media audio-visual elektronik ini MCC dapat mensosialisasikan program, layanan dan content-nya secara luas kepada masyarakat, khususnya kepada orang tua siswa atau mahasiswa yang berada di Kota Malang.
Selain ke-5 fasilitas di atas, MCC juga mendapat dukungan dari ICT Center Kota Malang. Dengan komitmen “Empowering Teacher”, tahun 2006 ini ICT Center Kota Malang bertekad akan mendukung MCC melalui diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) bagi 1000 Guru di Kota Malang.

Content MCC
MCC sadar bahwa sehebat apapun infrastruktur yang dimiliki tidak akan memberi manfaat jika tidak dapat menjadi wahana yang kuat, stabil dan aman bagi content yang akan disuguhkan atau disajikan kepada Penggunanya. Untuk itulah MCC menyiapkan content dalam format multimedia interaktif berbasis web yang nantinya terintegrasi dengan teknologi media televisi. Module on Demand, Video on Demand dan E-Book kelak akan menjadi teman belajar yang mengasyikan bagi Peserta Didiknya.
Module on Demand akan memberi keleluasaan kepada Peserta Didik untuk memilih dan men-download modul-modul pemelajaran berbasis multimedia interaktif maupun E-Book yang tersedia di Portal MCC atau portal lain yang bergabung di MIEX. Sedangkan Video on Demand akan memberi kebebasan kepada Peserta Didik untuk memilih VCD/DVD pemelajaran yang dapat diakses atau di-streaming dari Server Multimedia MCC.
TV on Demand juga telah menjadi wacana yang memungkinkan Peserta Didik ikut menentukan materi lokal yang akan ditayangkan berdasarkan pooling pemirsa TVE Malang. Atau Pemirsa dapat men-download materi yang telah ditayangkan dari Server TVE Malang. Dengan content yang beragam, atraktif dan inovatif diharapkan Pemirsa (Peserta Didik) dapat menentukan sendiri pola belajar yang paling menyenangkan.
Problem di Tahap Pengembangan
Dibalik semua rencana dan program di atas, masih terdapat sejumlah problem yang perlu dicarikan solusinya di tahap pengembangan MCC. Problem yang terekam Penulis antara lain meliputi 7 aspek penting, yaitu aspek: Legalitas, Kedudukan, Fasilitas, Layanan, Operasional, Perawatan, dan Finansial. Sejauh ini Board dan Management MCC bekerja belum berdasarkan legalitas Pemkot Malang maupun Dinas-dinas terkait, melainkan kesadaran masing-masing stakeholder untuk mewujudkan MCC sesuai kompetensi masing-masing.
MCC berharap dalam waktu dekat Pemerintah Kota Malang dapat mengeluarkan Surat Keputusan yang mengukuhkan Tim MCC sebagai Tim Pelaksana Teknis yang akan memberikan dukungan teknis dan solusi ICT untuk bidang Pendidikan pada khususnya dan pemerintahan pada umumnya. Dukungan finansial untuk meningkatkan layanan, operasional, dan perawatan fasilitas juga sangat menentukan kinerja Tim MCC. Di tahun berikutnya diperkirakan MCC sudah dapat mengelola ‘business’-nya secara mandiri dan tidak merugi.

Menuju Malang Smart City
Sebagai pengamat ICT, Penulis melihat arah perkembangan ICT di Kota Malang sudah berada pada track yang benar. Dukungan positif dari N-1 (Walikota Malang) pada implementasi ICT di Kota Malang bukan sekedar catatan. KPDE Pemkot Malang kini menjadi NOC bagi semua kantor-kantor dinas strategis dan kecamatan di lingkungan Pemkot Malang. Laman Pemkot Malang (www.pemkot-malang.go.id) senantiasa ter-update. Demikian pula pengaduan yang dialamatkan pengunjung atau warga ke laman Pengaduan (pengaduan.pemkot-malang.go.id) selalu terjawab dengan santun.
Pemkot Malang menetapkan Tri Bina Cita Kota Malang sebagai visi Kota Malang sebagai Kota Pendidikan (Internasional), Kota Industri dan Kota Pariwisata. MCC diharapkan oleh Pemkot Malang dapat menyiapkan konsep dan prototype Malang Smart City yang kelak akan menyatukan pulau-pulau jejaring intranet Hotel, Industri, ISP, Kampus, Pemerintah Kota, Perbankan, Polisi, Restoran, Rumah Sakit, Sekolah, Warnet, dan jejaring potensial lainnya ke dalam satu jaringan intranet Kota Malang di masa depan.
Nadi Kota Malang kini berdenyut tanpa jeda. Beberapa resto cepat saji, pasar swalayan mini, dan warnet siap melayani dan memanjakan warga Kota Malang selama 24 jam non-stop. Kesadaran berbahasa Inggris (second language) dan berbahasa Mandarin (third language) di kalangan Siswa dan Mahasiswa di Kota Malang tumbuh pesat dan diperkirakan akan melonjakkan angka Pengguna internet secara signifikan. Bila masanya jejaring sekolah dan jejaring kampus menyatu, maka di saat itulah MCC akan berjaya sebagai model E-Learning dan E-Style baru kebanggaan warga Kota Malang.

Malang, 16 Maret 2006

My CV 2006

Kwarta Adimphrana, A.Md.Graf (Ahli Madya Grafika)
Jakarta
, 10 Oktober 1969
Guru/Pegawai Negeri Sipil SMK Negeri 4 Malang
NIP 132000815 Penata: III/c

Menikah dengan Anita Rizqiana, SE.
1. A Salsabila Istiqlal [P12]
2. A Sayyid
ina Habibina [L11]
3. A Sayyidatina ‘Aathirah [P7]
Hobby BIN (Baca-Internet-Nulis)

E. [email protected]
M. 0817-535404
B. maskwarta.blogspot.com

Pendidikan

  • D3 Guru Kejuruan Teknologi Grafika IKIP Negeri Jakarta [1991]

Training

  • Prepress Technology di Hauchler Studio, Biberach, Jerman [1998]
  • Human Resource Management di DSE Mannheim, Jerman [2002]
  • Multimedia di SEAMEO-VOCTECH, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam [2005]

Workshop/Seminar

  • Microsoft Government Leader Forum – Asia in Singapore [2004]
  • Microsoft BackPack.Net in Singapore [2005]
  • Microsoft Regional Academy Council Meeting in Cebu, Filipina [2005]
  • Microsoft Building 21st Century School, Bangkok, Thailand [2005]
  • 3rd International Conference on Educational Technology (ICET) in Singapore [2006]
  • Microsoft Worldwide Innovative Teachers Forum in Philadelphia USA [2006]

Karir di Unit Kerja

  • Koordinator Sistem Informasi Manajemen [1996-1998]
  • Koordinator Program Sistem Ganda / Praktik Kerja Industri [1998-2000]
  • Wakil Kepala Sekolah urusan Kurikulum [2000-2002]
  • Koordinator SDIP (School Development and Investment Proposal) [2005]
  • Koordinator Program Diklat ICT Center Kota Malang [2005-sekarang]
  • Koordinator Program Siaran TV Edukasi Malang UHF 30 [2005-sekarang]

Karir di Regional dan Nasional

  • Tim Asistensi Dikmenjur untuk Pengembangan Jaringan Internet Kota Malang, Kediri dan Blitar [2001]
  • Konseptor dan Konsultan PSB (Penerimaan Siswa Baru) Online Malang [2002]
  • Manajer Teknik Proyek WAN (Wide Area Network) Kota Malang [2003]
  • Konsultan PSB ‘Real Time’ Online Malang [2003]
  • Tim Penyusun Kurikulum SMK Edisi 2004 mata diklat KKPI dan program keahlian Multimedia [2003]
  • Tim Asistensi Dikmenjur untuk Pengembangan WAN Kota Banyuwangi, Kediri, Madiun, Magetan, Tuban, dan Tulungagung [2004]
  • Tim Penyusun Standar Kompetensi Guru program keahlian Multimedia [2004]
  • Trainer Operator Data Entry Pemilu 2004 Simpul Provinsi Jawa Timur [2004]
  • Koordinator Tim Operator Data Entry Pemilu 2004 Subsimpul Malang Raya [2004]
  • Advisory Council for Education Manager of PT. Microsoft Indonesia [2004-sekarang]
  • Tim Penyusun Buku Modul program keahlian Multimedia SMK Edisi 2005 [2005]
  • Tim Manajemen Malang Cyber City [2005-sekarang]
  • Tim Validator Standar Kompetensi Guru TIK, BNSP [2006]
  • Tim Penyusun Model KTSP & Silabus program keahlian Multimedia SMK [2006]

Publikasi

  • Inovasi Pendidikan berbasis ICT di Indonesia, Majalah e-Indonesia, Edisi Agustus 2005
  • Malang Cyber City, Majalah e-Indonesia, Edisi Februari 2006
  • SIN-TIN Pemetaan Pendidikan Nasional (School Mapping), Majalah e-Indonesia, Edisi Juni 2006
  • Visit to School of the Future in Philadelphia, Majalah e-Indonesia, Edisi Januari-Februari 2007

Moderator Mailing List (updated 20.09.2006)

  • grafika-indonesia [164 members]
  • ict-center [187 members]
  • ict-pesantren [48 members]
  • jis-malang [233 members]
  • kde-malang [101 members]
  • media-grafika [78 members]
  • mm-voctech [12 members]
  • smk-multimedia [291 members]
  • tv-edukasi [59 members]


Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Sabtu, Februari 12, 2005

Inovasi Pendidikan Berbasis ICT di Indonesia

Kiranya tidak dapat kita pungkiri bahwa komputer dan internet telah menjadi pemicu tumbuhnya ICT sepesat ini. Demikian pula di Indonesia, dimana pendidikan baru menyentuh atmosfir ICT di penghujung dekade 1990-an. Disini kami sadari bahwa hal ini memang agak terlambat dibanding negara-negara tetangga kami. ICT memang menuntut kecakapan komunikasi global, sementara saat itu di Indonesia tidak banyak SDM yang memiliki kecakapan berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan mampu mengoperasikan komputer.

Inilah pekerjaan rumah tersulit kami di awal implementasi ICT di dunia pendidikan.
Sebagai departemen yang menangani hal-ihwal pendidikan di Republik Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional merasa tertantang untuk menjawab situasi dan kondisi tersebut. Maka sebagai direktorat yang menangani sekolah-sekolah menengah kejuruan dan teknologi, akhirnya Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan mengambil inisiatif untuk menjemput tantangan tersebut dengan penuh semangat dan strategi.

Langkah pertama, kami membentuk mailing-list dikmenjur sebagai media informasi dan komunikasi internal Dikmenjur. Mailing-list ini diikuti oleh beberapa staf Dikmenjur, kepala sekolah dan guru SMK yang peduli dan memiliki talenta ICT. Mailing-list ini resmi dibentuk pada tanggal 5 Oktober 1999 (saat ini memiliki anggota 2000-an). [[email protected]]

Langkah kedua, kami mengakomodasi ide yang dikirim dan didiskusikan di mailing-list Dikmenjur. Maka pada bulan Agustus-September 2000, Direktorat Dikmenjur bekerjasama dengan ITB Bandung mengundang beberapa aktifis mailing-list Dikmenjur untuk mengikuti training Technical Support, Help Desk dan Web Design di PPPGT Bandung.

Langkah ketiga, berdasarkan pantauan dan seleksi pasca training ICT di PPPGT Bandung, maka pada hari Selasa, 2 Januari 2001 jam 17:47 PM (MST), Direktur Dikmenjur mengirim e-mail pribadi bersubyek: Team Percepatan Internetisasi v1.2 kepada beberapa guru eks peserta training Technical Support, Help Desk dan Web Design yang dinilai memiliki karakter dan talenta kuat untuk mengembangkan Pendidikan berbasis ICT. Kelak tim kecil inilah yang banyak mendukung program-program ICT Dikmenjur secara praktis maupun strategis.

Dikmenjur bersama Tim ICT-nya (dulu Team Percepatan Internetisasi v 1.2) telah melakukan berbagai inovasi ICT berkelanjutan di berbagai bidang pendidikan. Beberapa diantaranya dapat kami paparkan berikut ini.


Di bidang sumber daya manusia, kami telah…

(1) membuka program tandem SMK Teknologi Informasi (SMK-TI) yang mulai dilaksanakan pada tahun 2000. Program ini dilaksanakan di SMK yang memiliki SDM potensial dan sumber daya sarana TI yang memadai. Siswa yang berminat dapat mengikuti diklat TI seusai jam pelajaran regular. Diklat dirancang dengan pola 200 jam dan diakhir diklat dilaksanakan uji kompetensi oleh Institut Teknologi Bandung (ITB).

(2) membentuk Jaringan Informasi Sekolah (JIS) di beberapa kota atau kabupaten mulai tahun 2001, JIS ini merupakan kumpulan guru-guru SMP, SMA dan SMK yang memiliki potensi di bidang hardware, software dan network. Pada umumnya JIS memiliki mailing-list sebagai sarana berbagi pengalaman dan diskusi tentang ICT. Saat ini puluhan JIS tumbuh diberbagai kota, beberapa diantaranya kelak menjadi embrio program WAN Kota.

(3) menyelenggarakan crash program D4 dan S2 Teknologi Informasi. Program ini dibuka pada tahun 2002-2004 dan diikuti oleh guru-guru SMK yang terseleksi dan sangat potensial di bidang ICT. D4-TI diselenggarakan atas kerjama dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) di Surabaya, sedangkan S2-TI diselenggarakan atas kerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) di Bandung.


Di bidang sumber daya sarana dan prasarana, kami telah…

(1) membangun Jaringan Komputer dan Internet (Jarnet). Program yang dimulai pada tahun 2001 ini bertujuan untuk membantu SMK yang sudah memiliki laboratorium komputer namun belum memiliki jaringan komputer dan koneksi internet. Dengan subsidi ini SMK akan memiliki LAN yang menjaring 1 unit PC Server dan 10 unit PC Client.

(2) mengembangkan Wide Area Network di dalam kota (WAN Kota). Program ini dikembangkan mulai tahun 2003 di beberapa kota yang telah memiliki JIS aktif. WAN Kota memungkinkan terbentuknya jaringan komputer nirkabel antar sekolah melalui medium frekuensi radio 2,4 GHz (WiFi). Salah satu SMK menjadi sentral WAN Kota, dimana Server Web, Mail, Database, dan E-learning serta Base Transceiver Station (BTS) berada. WAN Kota memberikan fasilitas intranet dan internet kepada sekolah-sekolah yang menjadi client-nya. Saat ini ada WAN Kota yang memiliki 36 client yang terdiri dari: SMK, SMA, SMP, VEDC, Universitas, dan Kantor Walikota. [
http://www.jis-wan.or.id/]

(3) membangun Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT Center). Program ini dikembangkan mulai tahun 2004 di beberapa kota yang telah memiliki WAN Kota aktif. ICT Center memiliki fasilitas 1 laboratorium komputer, 1 ruang konferensi multimedia dan 1 perpustakaan digital. Laboratorium komputer dan ruang konferensi multimedia masing-masing difasilitasi 1 unit PC Server, 20 unit PC Client, 1 unit LCD Projector, dan 1 buah Handycam. Sedangkan perpustakaan digital difasilitasi 1 unit PC Server dan 10 unit PC Client. ICT Center dirancang sebagai prasarana dan sarana diklat ICT bagi guru-guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, SLB, MI, MTs, dan MA di kota tersebut. Sebagai sentral, ICT Center juga melayani 3 buah SMK Sister (client WAN Kota, berada pada radius 5 km dari Sentral) dalam program Distance Learning dengan menggunakan sistem televideo conference.

(4) menyiapkan Mobile Training Unit ICT (MTU-ICT). Program ini dikembangkan mulai tahun 2004 di kabupaten yang memiliki kecamatan-kecamatan terpencil dan telah memiliki JIS aktif. MTU-ICT merupakan mobil van yang dilengkapi laboratorium komputer dengan fasilitas 1 unit Notebook Server, 20 unit Notebook Client, 1 unit LCD Projector, dan 1 buah handycam. Di dalam mobil van juga dilengkapi 1 buah Telepon CDMA untuk koneksi dial-up internet dan 1 unit Acces Point (WiFi) 2,4 GHz sebagai Hot-Spot. Seperti halnya ICT Center, MTU-ICT ini juga dirancang sebagai prasarana dan sarana diklat ICT bagi guru-guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, SLB, MI, MTs, dan MA di kecamatan-kecamatan terpencil.

(5) membangun Radio Pendidikan. Program ini dikembangkan mulai tahun 2004 di beberapa kota yang telah memiliki JIS aktif. Radio Pendidikan ini menggunakan frekuensi FM dengan kekuatan jangkauan siar minimum 10 km-an. Segmen pendengar radio ini adalah guru dan siswa TK hingga SMA, karenanya program-program acaranya disusun sesuai kebutuhan mata diklat yang diajarkan di sekolah. Konsep radio ini education and entertainment (edutainment). Bagi kota yang telah memiliki WAN Kota, maka Radio Pendidikan ini dapat juga diintegrasikan dengan infrastruktur dan web portal WAN Kota sebagai media komunikasi kepada pendengarnya.


Di bidang kurikulum, kami telah menyusun dan menerbitkan…

(1) Kurikulum tandem SMK-TI: meliputi program keahlian Technical Support (TS), Web Design (WD) dan Help Desk (HD) tahun 1999.

(2) Kurikulum SMK Edisi 1999: program keahlian Teknik Informasi Komersial di bawah bidang keahlian Elektronika.

(3) Kurikulum SMK Edisi 2004: program keahlian Teknik Komputer Jaringan, Rancangan Perangkat Lunak, dan Multimedia di bawah bidang keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi tahun 2004.


Di bidang sistem pendidikan, kami telah mengembangkan…

(1) web seleksi penerimaan siswa baru (PSB Online). Web ini dikembangkan mulai tahun 2002. Fungsi utama web ini adalah menyeleksi calon siswa baru di sebuah sekolah berdasarkan data nilai ujian nasional. Disini calon siswa baru dapat memilih beberapa sekolah sekaligus dengan skala prioritas yang dikehendaki. Kemudian secara otomatis program akan menguji data nilai yang bersangkutan dengan ribuan data nilai calon siswa baru lainnya. Jika data nilai yang bersangkutan kalah berkompetisi di sekolah pilihan I, maka secara otomatis program akan menguji data nilai tersebut di sekolah pilihan II dan seterusnya. Hasil seleksi akan diumumkan secara real time melalui web, sehingga orang tua dan calon siswa baru dapat memantau posisi terakhir di sekolah mana calon yang bersangkutan diterima (terseleksi). Web PSB Online ini terbukti berjalan aman, fair, transparan, jujur, dan demokratis. [
malang.psb-online.or.id]

(2) web portal pemetaan sekolah (School Mapping). Web ini dikembangkan mulai tahun 2004. Fungsi utama web ini adalah sebagai pusat data dan informasi pendidikan di Indonesia. Data-data pada web ini di-import dari 416 Tim School Mapping yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Tim School Mapping dikoordinir oleh seorang guru SMK terlatih dan beranggotakan 20-an siswa SMK sebagai operator. [
schomap.dikmenjur.net]


Di bidang pengabdian masyarakat, kami melibatkan guru-guru dan siswa-siswi SMK terlatih sebagai koordinator simpul provinsi, koordinator subsimpul kabupaten/kota, supervisor dan operator kecamatan pada kegiatan…

(1) data entry hasil penghitungan suara (Situng Pemilu) pemilihan legislatif (5 April 2004), pemilihan presiden putaran 1 (5 Juli 2004) dan putaran 2 (20 September 2004) di seluruh Indonesia (bekerjasama dengan IT-KPU Indonesia).

(2) data entry hasil pemetaan sekolah (School Mapping) di seluruh Indonesia (bekerjasama dengan Departmen Pendidikan Nasional).

Kami sadar bahwa tidak ada kata berhenti di dalam kamus inovasi, apalagi inovasi di bidang pendidikan yang berbasis ICT. Namun kami optimis dan bangga, karena Tim ICT kami telah mencetak generasi II yang merata di seluruh provinsi. Oleh karena itu kami tetap pada komitmen untuk mencerdaskan bangsa melalui inovasi ICT.


Di bidang sumber daya manusia, kami akan menyelenggarakan crash program D4 spesialis Teknik Komputer Jaringan, Rancang Perangkat Lunak, Multimedia, Animasi, dan Teknik Penyiaran Radio & Televisi pada tahun 2005.


Di bidang sumber daya sarana dan prasarana, kami akan membangun…

(1) Koneksi Internet antar SMK seluruh Indonesia [SMK Internet Exchange] pada tahun 2005

(2) Jaringan Wirausaha antar SMK seluruh Indonesia [SMK Enterpreneur Network] pada tahun 2005

(3) Jaringan Ekonomi [Bisnis] antar SMK seluruh Indonesia [SMK Incorporated] pada tahun 2006.


Di bidang kurikulum, kami akan menyusun dan menerbitkan Suplemen Kurikulum SMK Edisi 2004: program keahlian Animasi di bawah bidang keahlian Seni Rupa dan Teknik Penyiaran Radio & Televisi di bawah bidang keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi pada tahun 2005.


Di bidang sistem pendidikan, pada tahun 2005 yang akan datang kami akan mengembangkan…
(1) web portal uji kompetensi siswa SMK
(2) web portal bursa kerja tamatan SMK
(3) web katalog produk dan jasa unggulan SMK

Di bidang pengabdian masyarakat, pada tahun 2005-2006 yang datang kami akan kembali melibatkan guru-guru dan siswa-siswi SMK terlatih sebagai koordinator simpul provinsi, koordinator subsimpul kabupaten/kota, supervisor dan operator kecamatan pada kegiatan…
(1) data entry hasil monitoring dan evaluasi proyek-proyek Broad Based Education – Life Skill (BBE-LS) di seluruh Indonesia
(2) data entry hasil akreditasi sekolah di seluruh Indonesia
(3) data entry hasil penghitungan suara Pemilihan Bupati/Walikota 2005
(4) data entry hasil penghitungan suara Pemilihan Gubernur 2006

Kemitraan dalam mengembangkan Pendidikan Berbasis ICT menjadi bagian yang penting dalam perjalanan kami, karenanya kami menjalin kerjasama dengan beberapa vendor hardware, vendor software, provider internet, operator telekomunikasi, operator selular, dan pihak-pihak lain yang berkomitmen pada pengembangan ICT di Indonesia. Salah satu mitra terbaik kami adalah Microsoft Indonesia.

Dalam catatan kami, Microsoft Indonesia telah banyak mendukung usaha kami, antara lain berwujud (1) bantuan komputer, (2) bantuan software, (3) bantuan training untuk guru-guru SMK, (4) konsultasi dan validasi penyusunan materi mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) serta program keahlian Rancangan Perangkat Lunak (RPL) pada Kurikulum SMK Edisi 2004.

Adapun langkah kongkret yang akan kami laksanakan bersama Microsoft Indonesia mulai tahun 2005 nanti adalah program Partners in Learning dalam wujud paket:
(1) Partner in Learning Grant berupa bantuan sumber daya training ICT bagi puluhan ribu guru.
(2) School Agreement Subscription Licensing Program berupa legalisasi Windows XP dan Office 2003 untuk puluhan ribu PC/Notebook sekolah.

Melalui program ‘Partner in Learning’ ini diharapkan setiap guru dapat (1) membuat materi pemelajaran dengan Microsoft Word, (2) membuat daftar nilai dan evaluasi pemelajaran dengan Microsoft Excel, (3) membuat media pemelajaran dengan Microsoft PowerPoint, (4) menggali dan mengelola informasi dengan Internet Explorer, (5) mengelola kelas dengan NetMeeting, Windows Media Player dan Messenger, dan (6) mengenal dan memahami Hak atas Kekayaan Intelektual.

Sementara target yang ingin kami capai dari Training ICT bagi guru selama 4 tahun kedepan adalah sebagai berikut:
- Tahun 2005: 10% dapat bekerja dengan komputer
- Tahun 2006: 20% dapat bekerja dengan komputer + 5% dapat membuat modul pemelajaran berbasis multimedia
- Tahun 2007: 40% dapat bekerja dengan komputer + 10% dapat membuat modul pemelajaran berbasis multimedia + 5% dapat membuat media e-learning berbasis web di internet
- Tahun 2008: 60% dapat bekerja dengan komputer + 25% dapat membuat modul pemelajaran berbasis multimedia + 10% dapat membuat media pemelajaran berbasis web di internet + 5% dapat mengelola sistem kelas jarak jauh berbasis ICT (multimedia, web, radio, televisi,)

Seiring peningkatan angka pertumbuhan kemampuan guru bekerja dengan komputer dan internet, maka diperkirakan angka kebutuhan PC/Notebook dan bandwidth internet bagi guru di Indonesia juga akan meningkat secara signifikan. Disisi lain kita berharap pasar PC, Notebook, Operating System, Application Program, dan Peripheral dapat merespon positif dengan ketersediaan dan harga yang relatif murah dan terjangkau. Demikian pula kita berharap pada layanan internet yang berjangkauan luas hingga meliputi seluruh wilayah kepulauan Indonesia.

Namun demikian, subsidi bukanlah solusi untuk mewujudkan impian 1 guru - 1 komputer. Oleh karena itu kita berharap adanya peningkatan gaji guru yang proporsional, sehingga guru-guru memiliki kemampuan untuk membeli sebuah PC atau Notebook, berlangganan internet, membeli buku-buku dan berlangganan majalah atau jurnal yang menunjang profesi dan karirnya.

Disisi lain masih kami dapati kenyataan yang kurang kondusif dalam pengembangan pendidikan berbasis ICT, antara lain…
- anggaran pendidikan baru mencapai 5%, belum mencapai 20% sebagaimana yang dianggarkan pada RABPN
- beberapa kepulauan belum tersentuh aliran listrik dan saluran telekomunikasi yang diperlukan dalam implementasi ICT
- kekurangan ‘content’ web e-learning lebih banyak disebabkan karena ketidakbisaan guru menggunakan komputer sebagai alat bantu dalam pembuatan modul pemelajaran dan pembuatan program evaluasi
- ketidaksinambungan sebuah inovasi akibat ketidaksiapan SDM
- pengembangan pendidikan berbasis ICT masih terpusat di jenjang SMA dan SMK, belum merata di TK, SD, SMP, SLB, MI, MTs, dan MA
- polarisasi pengembangan ICT di K-12: disatu sisi pengembangan infrastruktur ICT menguat di SMK, sedangkan di sisi lainnya pengembangan content ICT menguat di SMA

Demikian apa yang telah, sedang dan akan kami kembangkan di Indonesia. Kami sadar bahwa mengembangkan pendidikan berbasis ICT harus dikuti dengan itikad baik mengakui Hak atas Kekayaan Intelektual, sesungguhnya bukan karena adanya tekanan dari pihak manapun, melainkan karena kewajiban kami untuk mentaati Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Kami akui bahwa lembaga pendidikan termasuk pihak yang turut mengawali kegiatan penggandaan software secara ilegal di Indonesia, maka dari lembaga pendidikan pulalah kami harus mengakhirinya secara serius, tegas, gradual, dan sistemik. Kami berharap kemitraan yang telah terjalin akan berkesinambungan dan membawa kemanfaatan bersama dalam bidang pendidikan di Indonesia.

Demikian apa yang telah, sedang dan akan kami lakukan, semoga paparan ini dapat menjadi referensi bagi kita semua.


Kwarta Adimphrana
Guru SMK Negeri 4 Malang
Tim ICT Dikmenjur
Anggota Dewan Penasehat Manajer Pendidikan Microsoft Indonesia

(Singapura, 12 November 2004)

Education Innovative Based on ICT in Indonesia

For this honorable occasion, please allow me share some of our experience in developing ICT in Indonesia, especially about the progress and the plan.

Computer and Internet present on our lives are unavoidable these days. In fact, our lives have been stimulated by the present of such technology. In Indonesia, ICT for education is first introduced at the end of 1990. Even though, we still consider ourselves were being late to utilize the technology, especially if compared to other country in South East Asia. Our human resources faced even much more basic problem such us English proficiency which widely used in computer technology, not to mentioned some adequate skill and knowledge on basic computer. This is our hardest homework to begin implementing ICT in education in Indonesia.

Our Progress

Department of National Education realizes that to overcome such problem requires a lot of effort and investment. However, the small step should be taken to start the long journey.

Having realized this, the Directorate of Vocational and Technical Education and Training (Dikmenjur) as one of the office within Ministry of National Education directly related to the use of technology in education, took the initiative to meet up the challenge. The directorate comes up with several strategic initiatives that will bring ICT awareness among the education stakeholder. Among the initiatives is the setting up of a mailing list as a medium for communication for all teachers, principal, students and officials. All the members are encouraged to have individual email address for their identity. Through this initiative, teacher and students must learn such technology in order to allow them to receive information given by ministry’s official as well as sharing experience by other fellow educator. Today, the mailing list has about 3600 members since October 5, 1999.

The mailing list experience generate more demand on the need to a have better education and more structure schedule. In cooperation with the leading technology institute in the country, ITB, the directorate signs an agreement to educate potential teacher to learn more on ICT. Number of teachers has been sent to the institute to pursue some degree in ICT field. As for the selection, the directorate make announcement only through its mailing list and select them among the active members. The program started in the month of August and September 2000. Later on, more scheduled training was set up in each Technical Education and Development Center that serves as teacher training center to provide training on Technical Support, Help Desk and Web Design.

Later, several active members in the mailing list and graduates from the training program with highly skill and knowledge in computer were assigned as consultant to formulate a strategy to widely use of ICT in education. Their first agenda is how to accelerate the use of internet among vocational high school (SMK) across the country as main solution for wide spread geography.

The Dikmenjur together with their ICT Team (formerly Team of Internet Acceleration V1.2) had done several innovation of advance ICT in some field of education. Some of them are as follows:

In the field of human resource development, we have:

  1. opened a program of Information Technology on Vocational High School (SMK-TI), which has been implementing on the year of 2000. These programs were done at SMK that has human resources potential and IT resources sufficient. The students who are willing to participant this IT course can joint this after their regular school time. This course is intended with a 200 hours program and at the last program; the students will meet the examination or test of competences by ITB Bandung.
  2. developed a network of school information (JIS) in several cities or regencies start on 2001, this JIS constitute the club of K-12 teachers who are generally having a potential ability in hardware, software and network field. In general JIS has own mailing list as a mean of tools for several experiences and discussion about ICT. For this moment, JIS sprout up in several cities, some if they became on embryo program of WAN Kota.
  3. implemented 4th Diploma (D4-TI) and 2nd Strata/Master Degree of information technology (S2-TI) crash program. This program were opened on 2002-2004 and followed by SMK’s teachers, which were selected and potential in the field of ICT. D4-TI are implemented on the basic good cooperation with ITS (Technology Institute of November 10th) in Surabaya, where as S2-TI are implemented on the basic good cooperation with the ITB (Technology Institute of Bandung) in Bandung.
  4. implemented 4th Diploma of Computer Network Technical (D4-TKJ) and 1st Diploma of Animation (D1-Animasi), these programs were opened on 2003-2006 and followed by SMK’s teachers. These are implemented on the basic good cooperation with the ITB.

On the field of structure and infrastructure resources, we have:

  1. developed computer network and internet (Jarnet). This program was started on 2001. This is for helping SMK who has not yet had local area network (LAN) and internet connection. With this help, this SMK will have LAN, which will pick up in a 1 unit of PC Server and 10 unit of PC Client.
  2. expanded Wide Area Network in the City (WAN Kota). This program was expanded on 2003 in several cities that had an active JIS. The WAN Kota is probably to build computer network wireless between schools through radio frequency medium 2.4 GHz (WiFi). One of SMK being as central of WAN Kota, where as Web, Mail, Database, and E-learning Server with Base Transceiver Station (BTS) took place. WAN Kota gives intranet and internet service to some schools, which become their clients. For the moment there is a WAN Kota that has 36 clients are consist of Junior High School, Senior High School, Vocational High School, University, VEDC and Mayor Office. [www.jis-wan.or.id]
  3. built an ICT Center. This program has been being expanded since on 2004 in several cities that is having active WAN Kota. ICT Center own, 1-computer laboratory facilities, one multimedia conference room and one digital library. Computer laboratory and multimedia conference room each has a 1 unit of PC Server, 20 unit of PC Client, 1 unit of LCD Projector, and 1 unit of Handy camera. Where as digital library is facilitate with one unit of PC Server, 10 unit of PC Client. ICT Center is plan as infrastructure and structure of ICT training for kindergarten (TK/RA), elementary school (SD), junior high school (SMP), senior high school (SMA), vocational high school (SMK), extraordinary school (SLB), Islamic elementary school (MI), Islamic junior high school (MTs), Islamic senior high school (MA), and Islamic boarding school teachers (Pesantren) in this city. As a central, ICT Center also serves three SMKs (WAN Kota client, exist in 5 km form central) in the program of distance learning with using of televideo conference system.
  4. prepared a Mobile Training Unit of ICT (MTU-ICT). This program has been being expanded since on 2004 in regency that has isolated district and already had active JIS. MTU-ICT constitute computer laboratory on the van with facility there are 1 unit of Notebook Server, 20 unit of Notebook Client, 1 unit of LCD Projector, and 1 unit of Handy camera. On the van, also complete with one unit of CDMA telephone to dial up internet connection and one unit of Access Point (WiFi) 2.4 GHz as hot spot. As usual, ICT Center also planned as infrastructure and structure of ICT training for TK/RA, SD, SMP, SMA, SMK, SLB, MI, MTs, MA, and Pesantren teachers at isolated district area.
  5. built an Education Radio (Radio Edukasi). This program has been being expanded since on 2004 in several cities that have already owned active JIS. Education Radio used FM frequency with the power of minimum length broadcast for about 10 km. The radio listener’s segment are teachers and students of TK to SMA/SMK, which is why the agenda of their programs is arranged for the need of training field that are taught at school. This radio concept is education and entertainment (edutainment). The Education Radio can also be integrated with infrastructure and web portal WAN Kota as a communication media for the listener, especially for the city which has WAN Kota.
  6. built a Relay Station and Mini Studio of Education TV (TV Edukasi). This developing program was started in 2005 in several cities. It used UHF or VHF frequencies with the power of maximum length broadcast for about 15 km. The TV watcher’s segment is students of Kindergarten up to College. This TV concept is education (80%) and entertainment (20%).
  7. developed Cyber City. This program was started on 2006 in several cities that have already owned active WAN (Wide Area Network) of Education, such as in Jakarta, Bandung (West Java), Yogyakarta, Solo (Central Java), and Malang (East Java) which are on Java Island. It has been developing through management synergy of Education Radio Broadcast, Education TV Broadcast, Knowledge, Network, and Web. In the future we will connect all Cyber Cities in a wireless intranet which is supported by WiMax technology. This program is inspired from “Backpack.Net” program in Singapore.

On the field of curriculum, we have already arranged and published:

  1. IT Tandem Program on SMK (SMK-TI): Technical Support (TS), Help Desk (HD) and Web Design (WD) course on 1999.
  2. SMK’s Curriculum 1999 Edition. The competence is Commercial Information Technology under Electronic Program.
  3. SMK’s Curriculum 2004 Edition. The competencies are Network Computer Technical, Software Engineering, and Multimedia under ICT Program.
  4. Supplement of SMK’s Curriculum 2004 Edition: Animation (under Appearance Art Program) and Radio-Television Broadcasting Technology (under ICT Program) on the 2005.

On the field of educational system, we have already developed:

  1. Web of New Student Selection and Enrollment (PSB Online). This developing web was begun on 2002. First priority of this web is candidate student selection at school based on national examination grade. Here a candidate can choose several schools with priority scale. Afterward, this program will automatically try out the grade relevant with the other candidate grade. If the grade relevant loose competition at the first school chooses, so automatically this program will try out that grade at the second school choice. Selection result will be announced real-time trough web, so parents and candidate can look at the last position where they are received (select), this PSB Online web prove that pass is secure, fair, transparency, honest, and democracy. [www.psb-online.or.id]
  2. Web portal of School Mapping. This developing web was begun on 2004. This web first priority is Education Data and Information Center in Indonesia. That data on this web import from 416 School Mapping Team that spread all regency/city in Indonesia. School Mapping Team is coordinated by expert vocational high school teacher and 20 students as operator. [schomap.dikmenjur.net]

On the public service sector, we involve teacher and student of vocational high school as province coordinator, regency/city coordinator, supervisor, and district operator on activity:

  1. Entry data of election result (Situng Pemilu) on parliament election (April 5th, 2004), first round president and vice president election (July 5th, 2004) and second round president and vice president election (September 20th, 2004) in Indonesia (cooperate with IT-KPU Indonesia).
  2. Entry data of school mapping result in all Indonesia (cooperate with Department of National Education).

Our Plans

We realized that never say stop on the dictionary of innovation, more over in innovation on the educational area with ICT base. However, we are optimized and proud, because our ICT Team has already created the second generation that average in all provinces. Because of that we are always on commitment to develop nation mind by ICT innovation.

On the field of structure and infrastructure resources, we will develop:

  1. SMK’s Entrepreneur Network (SMK-EN) on the 2007.
  2. SMK’s Incorporated (SMK-Inc) on the 2008.

On the field of educational system, we will develop: Web portal of job exchange for SMK graduated (BKK Online) on 2007.

On the public service sector, we will back involve teacher and student of vocational high school as province coordinator, regency/city coordinator, supervisor, and district operator on Entry data of election result for governor of province on 2007.

Partnership on the developing education based ICT is a part of our important journey, that is the reason why we want to be a partnership with several hardware vendor, software vendor, internet provider, telecommunication operator, cellular operator, and another party that have commitment on the ICT development in Indonesia. The one of our best partner is Microsoft Indonesia.

On our report, Microsoft Indonesia has already carried as our job, they are:

  1. Training supports for the teacher K-12 (Partner in Learning Grants Program)
  2. PC supports (Fresh Starts for Donated Computers)
  3. Software supports (School Agreement Subscription Licensing Program)
  4. Validation and consultation arrange on subjects of (1) Computer skill and Information Processing, and (2) Software Engineering at SMK’s Curriculum 2004 Edition.

Even though concrete step that we will do with Microsoft Indonesia begin 2005, our Microsoft Partner in Learning program are:

  1. Licensing of Windows XP and Office 2003 for school PCs/Notebooks with orderly School Agreement Subscription Licensing Program on 2004.
  2. The ICT Training for the teachers with orderly Microsoft Partner in Learning grant on 2005.
  3. The Microsoft IT Academy for ICT Center with orderly Microsoft Partner in Learning grant on 2006.

By this Microsoft Partner in Learning (PIL) program, we hope every teacher will be able to:

  1. operate PC, manage files and work in computer’s network.
  2. make Lesson Plan with Microsoft Word.
  3. make List and Graphic of Mark with Microsoft Excel.
  4. search learning material and education information on internet with Internet Explorer.
  5. scan picture with Microsoft Office Document Scanning
  6. scan text with Microsoft Office Document Imaging (OCR).
  7. montage and present Lesson Topic with Microsoft PowerPoint
  8. make, write, send, receive, edit, and reply e-mail according netiquette with Web Mail application.
  9. make interactive teaching-learning with Messenger application.

Below is the Table of Teacher and Student in Indonesia year 2004/2005:

Level of Education

Teacher

Student

Ratio

TK/RA

Kindergarten

178.727

2.178.875

12

SD

Elementary School

1.335.086

25.997.445

19

SMP

Junior High School

542.591

7.553.086

14

SMA

Senior High School

253.574

3.402.615

13

SMK

Vocational High School

181.892

2.164.069

12

SLB

Extraordinary School

13.214

53.192

4

MI

Islamic Elementary School

196.559

3.131.936

16

MTs

Islamic Junior High School

196.095

2.066.747

11

MA

Islamic Senior High School

74.582

698.304

9

Pesantren

Islamic Boarding School

204.093

3.149.374

15

Total

3.176.413

50.395.643


For the moment, our ultimate goals from ICT teacher training trough Peer Coaching Program for 4 years ahead are as follow:

  • In 2007: 10% teachers can work with computer.
  • In 2008: 25% teachers can work with computer, 10% teachers can make a learning module based on multimedia.
  • In 2009: 45% teachers can work with computer, 15% teachers can make a learning module based on multimedia, 5% teachers can make a learning media based on web in internet.
  • In 2010: 65% teachers can work with computer, 20% teachers can make a learning module based on multimedia, 10% teachers can make a learning media based on web in internet, and 5% teachers can manage for distance learning (class) system based on ICT (Multimedia, Web, Radio, and Television).

Along with the increasing number of developing ability of the teachers working with computer and internet, it will be forecasted the number of demanding PC/Notebook and internet bandwidth for the teachers in Indonesia will be increasing significantly. Beside that, we hope that market of PC, Notebook, Operating System, Application Program, and Peripheral can be a positive respons with the existing and the price relatively cheap and can be bought by everybody. We are hope internet service providers can cover whole archipelago in Indonesia.

Subsidizing is not the only solution to create the dreaming for one teacher - one computer. Because of that, we hope that there is an increasing salary for teacher proportionally, so teacher are able to buy 1 unit PC or Notebook, pay internet, buy books, and subscribe magazine or journal which will be helpful for their profession and carrier.

Beside that, we still find the fact that is less conducive in developing education based on ICT, as...

  • The budget of education is only up to 10%, not 20% as mentioned at the National Budget.
  • Several islands do not have an electricity installation yet and telephone line that are important for ICT implementation.
  • The developing education based on ICT is still centralized in Senior High School and Vocational High School, not spread even in kindergarten, elementary school, junior high school, extraordinary school, Islamic elementary school, Islamic junior high school, Islamic senior high school, and Islamic boarding school.

Those are what we have done. We have been doing and we will do developing in Indonesia. We are aware that developing education based on ICT should be followed by the goodwill to confess basic rights upon Intellectual Wealth, that is not because there is a pressure from other one, but there is goodwill from us to follow the Republic of Indonesia Regulation Number 19 Year 2002 about the Intellectual Ownership.

We confess that the education of institution belong to those who start doing illegal multiplication of software in Indonesia, so that from the education institution we should stop them seriously, explicitly and systematically. We hope partnership who has existed in good condition will be followed and being a goodness in the field of education. Thank you.


Kwarta Adimphrana

Teacher of Public Vocational High School 4 Malang

Member of ICT Dikmenjur Team
A. Jl.
Tanimbar 22 Malang 65117 Indonesia

T. +62-341-353798
F. +62-341-353798
M. +62-817-535404
W. www.smkn4-mlg.info
B. maskwarta.blogspot.com
E. [email protected]

(Singapore, 12nd November, 2004)
(Sawangan, Depok, 24th July 2006 - Updated)