Minggu, September 23, 2007

Jurnal Hari IV | Taiwan: Rabu, 19 September 2007


Tower 101 Taiwan


Hari ke-4 ini Tim bergerak dini hari dari Selatan Korea (Busan) jam 07.00 ke Barat laut menuju Seoul dengan penerbangan Korean Air KE 1402, tiba di Bandara Incheon (Seoul) tepat jam 08.00. Dengan dibantu pemandu kami segera check-in untuk penerbangan berikutnya ke arah Barat Daya menuju Taipei (Taiwan) dengan Korean Air KE 691 jam 10.30. Tim tiba di Bandara Taipei tepat jam 12.05 waktu setempat. Sejurus kemudian dengan menggunakan bus tibalah Tim di Cosmos Hotel jam 13.00.

Hari ini tidak ada agenda formal ke universitas/institut, jadi 1 jam kemudian kami sudah siap untuk mengunjungi Tower 101 setinggi 508 meter, tower tertinggi ke-2 setelah Tower baru di Dubai. Kami tiba di Tower 101 jam 14.30, sebagian besar anggota Tim menguji ‘adrenalin’ naik ke puncak Tower 101 dengan lift berkecepatan tinggi, dari lantai 5 hingga lantai puncak ditempuh hanya dalam waktu 45 detik! Demikian pula saat turun dari lantai puncak ke lantai 5. Dari puncak tower (lantai observatory) kami dapat menyaksikan panorama kota Taipei dari seluruh penjuru mata angin, tentunya ini pengalaman yang sangat menarik bagi Tim dan siapapun yang mengunjungi Tower 101 ini.


Dalam perjalanan ke hotel, kami dapatkan catatan menarik tentang kemajuan yang dituai Taiwan saat ini, hal ini dikarenakan adanya program ‘wajib belajar 9 tahun’ yang dijalankan pada masa Presiden Chiang Kai Sek. Pada masa itu anak-anak Taiwan usia SD-SMP ‘dipaksa’ untuk menuntut ilmu di sekolah oleh pemerintah. Orang tua yang tidak melepaskan/mengizinkan anak-anaknya untuk belajar akan terkena sanksi hukum yang sangat berat, apa pun kondisi dan alasannya.


Seperti halnya Jerman dan Korea, Taiwan juga menerapkan wajib militer bagi tamatan perguruan tinggi selama 1 tahun (sebelum bekerja) dengan disiplin yang sangat tinggi dan ketat. Pola ini secara tidak langsung menanamkan semangat nasionalisme seumur hidup yang kuat berakar menjadi ketahanan nasional di bidang ekonomi. Dua hal tersebut kini telah menjadi ‘kesadaran’ nasional yang patut kita tiru, bahwa pendidikan dan nasionalisme akan menjadi penyangga ekonomi makro suatu bangsa.


Tower pencakar langit memang tolok ukur ke-adidaya-an dan puncak prestasi teknologi suatu bangsa, suatu saat kita pun akan dapat membangunnya sendiri dengan desain dan teknologi yang lebih canggih dengan kecerdasan dan peradaban tinggi anak bangsa Indonesia di masa depan.

Xie-xie.. terima kasih,


Taiwan - Taipei, 19 September 2007

Jurnal Hari III | Korea: Selasa, 18 September 2007


Pusan National University - ALCoB



Setelah menempuh perjalanan bus Gwangju - Busan selama 3,5 jam, menjemput 2 anggota tim di Bandara Busan dan check-in di Nongshim Hotel. Tim menuju Pusan National University (PNU) yang berjarak 20 menit dari dari hotel. PNU adalah universitas negeri terbesar kedua di Korea setelah Seoul. PNU memiliki kampus yang asri dan bersih, pada umumnya mahasiswa bertempat tinggal di dormitory yg tersedia di dalam kampus.


Tepat jam 14.00 dengan mengambil ruang IACE yang bersebelahan dgn Perpustakaan PNU, kami diterima langsung oleh Prof Young Hwan Kim, Ph.D, Pendiri ALCoB (APEC Learning Community Builders) sekaligus Presiden IACE (Institute of APEC Collaborative Education).


Saat ini ALCoB (www.alcob.org) telah memiliki jaringan relawan di
3000 lokasi di 50 negara yang terdiri atas ALCoB terdiri dari ALCoB-U (University), ALCoB-T (Teacher), ALCoB-L (Learner), ALCoB-S = Social Worker, dan ALCoB-EC (Enterpreuneur Committee). Tupoksi ALCoB antara lain menyalurkan tenaga relawan, baik itu guru, mahasiswa, pekerja sosial ke seluruh negara anggota APEC dengan pola kolaborasi virtual maupun nyata. Melalui jalur ALCoB-U, PNU merencanakan menerima sejumlah relawan mahasiswa dari kawasan Asia Tenggara, diperkirakan jumlah mahasiswa yang terlibat di dalam ALCoB-U 2008 adalah: 200 mahasiswa dari Thailand, 50 mahasiswa dari Filipina, 50 mahasiswa dari Vietnam, dan 50 mahasiswa dari Indonesia.


Program ALCoB-U 2008 diselenggarakan 3 tahapan: Tahap I Penyusunan Proposal & Persiapan di Negara masing-masing pada bulan Februari s.d. Juli, Tahap II Pelaksanaan program di Korea pada bulan Agustus (2-4 minggu), dan Tahap III Deseminasi dan Presentasi Agustus: 2-4 minggu di korea | Sept-Nov: presentasi di tanah air. Selama nanti berada di Korea, mahasiswa yang mengikuti program ini tidak diperkenankan bertempat tinggal di hotel, melainkan di dormitory atau camp (perkemahan).


Program ini mensyaratkan (minimal) 3 dari 10 mahasiswa yang mengikutinya mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris, sedangkan yang lainnya harus memiliki kecakapan di bidang ICT, Fotografi, dan Video. Pendaftarannya bersifat dinamis.


Berkenaan dengan Game Technology & Animasi, PNU bersedia menjadi mediator yang mengupayakan adanya kerjasama dengan universitas-universitas di Korea yang memiliki program Game Technology & Animasi Korea melalui Asosiasi Universitas Korea. Hal yang sama juga akan dilakukan PNU untuk program Beasiswa Unggulan melalui program Student Exchange. Pembiayaan dapat dilakukan dengan 2 pola, yang pertama sepenuhnya dari RI dan yang kedua subsidi dari Pemerintah Korea, khususnya saat yang bersangkutan berada di Korea. Dalam hal ini Prof Young Hwan Kim, Ph.D menunjuk Bapak AB Susanto sebagai contact person di Indonesia.


Beberapa perusahaan/industri di Korea ada yang mencari tenaga kerja fresh graduate asing (termasuk dari Indonesia), PNU bersedia merekomendasikan mahasiswa yang aktif di ALCoB untuk bekerja di perusahaan/industri tersebut, termasuk di industri game dan animasi di Korea.


Demikian laporan hari ke-3, Tim akan terus mencari peluang-peluang baik dalam kerjasama pendidikan di luar negeri, khususnya untuk program game technology..


Gamsa hamnida..



Korea - Busan, 18 September 2007

Jurnal Hari II | Korea: Senin, 17 September 2007


Gwangju Design Center
(GDC)


Alhamdulillah..cuaca di hari kedua ini (Senin, 17 September 2007) sangat cerah, badai taifun yang kemarin mengakibatkan hujan sepanjang hari di Kota Gwangju telah bergerak kea rah Kota Seoul. Semua anggota tim dalam keadaan sehat walafiat, tetap semangat dan kuat menjalani ibadah puasa meskipun waktu puasanya lebih panjang 1 jam dari waktu puasa di tanah air.

Hari kedua ini kami mendapat kesempatan ‘emas’ untuk mengunjungi Gwangju Design Center (GDC: www.gdck.org). Tim diterima langsung oleh Mr Seo Hyung-Sub (Direktur Tim Manajemen dan Bisnis). Tim kita diajak berkeliling gedung GDC untuk menyaksikan ruang peraga karya peserta diklat Desain Keramik yang merupakan tugas akhir partisipan diklat dari Korea dan Desain Produk yang merupakan tugas akhir partisipan diklat dari Jepang.


Dari pengamatan kami, apa yang mereka desain dan kreasikan betul-betul orisinal, baru, unik, dan detail. Sebelum berkunjung ke lantai 6 yang terdiri dari studio-studio desain Animasi, 2D, 3D, Cetak, Web, dsb, kami disajikan video profil GDC yang menceritakan sejarah, visi, misi, tujuan, dan layanan GDC bagi warga dan industri di Kota Gwangju pada khususnya dan Korea pada umumnya di. GDC yang baru diresmikan pada tahun 2006 ini berani mengklaim bahwa lembaga ini sebagai design center terbaik di Korea.


Di akhir pemutaran video profil tersebut, kami menanyakan: apakah GDC ini dapat menerima pelatihan/magang bagi mahasiswa yang menekuni game technology dan animasi? Ternyata pihak GDC bersedia menerima sekitar 20 mahasiswa Indonesia untuk mengikuti pelatihan/magang pada bulan Maret-Mei 2008 dengan sejumlah syarat diantaranya: ada MoU antara Depdiknas dengan Walikota Gwangju, ada silabus atau kurikulum yang berlaku untuk bidang desain produk dan media, dan ada kesanggupan pihak Depdiknas untuk menanggung biaya transportasi, akomodasi dan konsumsi bagi mahasiswa yang akan dilatih/dimagangkan di GDC. Secara prinsip skema biaya pelatihan dapat ditanggung oleh pihak Korea cq GDC. Menurut kami, kesempatan ini patut ditindaklanjuti. Pihak GDC secara eksplisit mengundang Depdiknas cq Biro PKLN untuk menghadiri Gwangju Binneale 2007 yang akan berlangsung pada bulan November yang akan datang, pada kesempatan ini Walikota Gwangju dan pejabat GDC akan meluangkan waktu untuk menjalin kerjasama melalui MoU dan hal-hal lain yang akan mendukung percepatan transformasi game technology di Indonesia.


Seperti konsep technopark pada umumnya, di GDC juga memiliki fasilitas studio desain untuk pelatihan dan sejumlah kantor representasi industri-industri desain produk dan media yang dilengkapi dengan perpustakaan yang cukup lengkap dan mutakhir.


Beberapa studio yang sempat kami kunjungi adalah studio desain produk kemasan dan desain animasi, di kedua tempat itu hanya terlihat 3-4 orang saja yang secara tekun mendesain masing-masing produk dan animasi. Khusus di studio animasi, meskipun tidak sempat berdiskusi tentang animasi dengan animator-nya, namun kami sempat ‘memotret’ apa saja yang ada di meja seorang animator dan apa saja yang telah mereka hasilkan, baik dalam wujud komik maupun film.


Singkat kata, kunjungan kami di Gwangju Design Center (GDC) ini sangat memuaskan karena akhirnya terjadi komitmen kedua belah pihak untuk saling mencerdaskan.


Gamsa hamnida.. terima kasih



Korea - Gwangju, 17 September 2007

Jurnal Hari I | Korea: Minggu, 16 September 2007


Gwangju ACE Fair 2007


Alhamdulillah, setelah menempuh penerbangan KE 628 selama 7 jam, akhirnya Tim Taskforce Game Technology Depdiknas mendarat di Bandara Internasional Incheon (Seoul) dengan selamat tepat pukul 06.40 waktu Korea (04.40 WIB). Kemudian Tim dengan dipandu oleh Ms Rose Lee (Tour Guide) bergegas ke Bandara Domestik Gimpo (Seoul) untuk melanjutkan penerbangan ke Gwangju pada pukul 10.10. Alhamdulillah, setelah menempuh penerbangan selama 50 menit yang ‘diselingi’ guncangan turbulansi di menit ke-40-an karena terkena ‘ekor’ taifun di jalur penerbangan yang dilewati KE 1303, akhirnya Tim berhasil mendarat di bandara Gwangju tepat pukul 11.00 waktu Korea. Kami beruntung karena semua penerbangan domestic setelah kami mengalami ‘pembatalan’ akibat taifun yang melanda sebagian besar wilayah Korea.

Sekitar jam 11.45 kami tiba di Mu Deung Park Hotel, kami tidak beristirahat terlalu lama karena jam 13.00 kami segera menuju lokasi “Gwangju Art Contents & Entertainment Industry Fair” (Gwangju ACE Fair 2007: www.acefair.or.kr) Kimdaejung Convention Center (KCC: www.kdjcenter.or.kr). KCC ini dibangun untuk mengenang jasa mantan Presiden Korea Selatan yang telah menerima Nobel Perdamaian atas kunjungan resmi kepada Presiden Korea Utara Kim Jong Il.


Salah satu yang menarik dari KCC adalah tempat untuk mengedukasi masyarakat Gwangju pada khususnya dan Korea pada umumnya terhadap perkembangan teknologi, seni dan budaya bertaraf internasional, dimana pengelola KCC akan merancang jadwal pameran tersebut dengan kreatif, inovatif dan ekonomis. Kami menangkap bahwa Presiden Kim Dae Jung ingin mendidik rakyatknya untuk menanamkan pentingnya pendidikan, inovasi teknologi dan standar produk yang laku pasar internasional. Dengan demikian pendidikan tidak hanya science to science tetapi pendidikan juga dapat menghasilkan suatu produktifitas yang dapat menghasilkan uang.


Gwangju ACE Fair 2007 yang diselenggarakan pada tanggal 13-16 September 2007 ini menggunakan pola eksibisi sistem baru berbasis ICT yang canggih, dimana name tag yang dikenakan oleh setiap visitor (pengunjung) telah ‘ditanami’ chip ID pengunjung yang apabila didekatkan ke gadget yang berada di setiap booth (stand) exhibitor maka secara otomatis data visitor masuk ke basis data perusahaan yang dikunjungi/dihampirinya sebagai ganti ‘kartu nama’. Biasanya visitor akan menerima sejumlah brosur, CD atau souvenir setelah ‘mengabsenkan diri’ di booth tersebut :)


Gwangju ACE Fair 2007 yang memakan hall seluas 9,072 m2 ini disponsori oleh Kementerian Kebudayaan & Pariwisata Korea, Komisi Penyiaran Korea, Asosiasi TV Kabel Korea, KOCCA, KIPA, dan Gwangju Design Center. Pameran ini diikuti oleh 168 perusahaan dimana 59 diantaranya merupakan perusahaan asing (Australia, China, Hong Kong, India, Indonesia, Japan, Mexico, Philippines, Russia, Singapore, Taiwan, Thailand, Turkey, dan USA), Indonesia diwakili oleh: Bali Film Center of Indonesia, CAM Solution, Mahaka Entertainment, dan Sinemart.


Gwangju ACE Fair 2007 yang menampilkan sejumlah bisnis dan industri Animation, Broadcast/Visual Media, Character, Cultural Contents, Design, Edutainment, Game, dan Independent Production ini memberikan catatan penting bagi program pengembangan game technology dan media kita, diantaranya: Porsi ‘art’ berbanding ‘technology’ adalah 70:30, penciptaan karakter sarat dan kuat dengan sentuhan seni sang ‘seniman’ game, setelah karakter terwujud maka proses generiknya dapat disempurnakan dan diselesaikan oleh teknologi komputer.


Seperti halnya ‘Hyundai’ menghadang ‘Honda-nya Jepang’ dan ‘Ford-nya USA’, karakter yang didesain oleh seniman-seniman animasi 2D dan game 3D Korea juga benar-benar khas, efektif dan siap ‘membendung’ laju karakter game Jepang dan USA. Alasannya nasionalistis, pasar produk game technology Korea harus berjaya di Korea, dicintai dan dibeli oleh rakyat Korea dengan penuh kebanggaan sebagaimana mereka membeli kendaraan dan gadget produk sendiri. Ternyata produk game Korea juga berterima dan sukses meraup keuntungan besar di dunia global melalui game online yang hebat selama ini, Game online di masa depan tidak lagi identik dengan PC, operator seluler yang saat ini berkompetisi ketat di jalur telekomunikasi akan melirik peluang bisnis mobile game online. Gadget murah-meriah dengan SIM card dan ‘voucher isi ulang’ khusus game-nya akan menjadi trend bisnis yang menggiurkan. Artinya game-game single player yang selama ini menjadi fitur mobile-phone nantinya akan kalah menantang dan atraktif dibanding mobile game online. Size doesn’t matter, jika kurang puas dengan layar gadget yang hanya seluas ‘lapangan’ 160x120-nya SmartPhone atau 320x240-nya PDA, maka dapat pula kita menikmatinya di ‘lapangan datar’ 1024x768-nya flat monitor.


Bisnis game (industri kreatif) di negara manapun selalu dikuatkan dan disuburkan oleh relasi harmonis antara industri game, penyiaran TV dan penerbitan komik/majalah serta merchandise.


Kita berharap teman-teman di ITB, ITS, Poli seni Yoyakarta, dan Poli Vedca makin bergairah untuk mengembangkan game di Indonesia, mulailah dengan mendorong mahasiswanya yang setiap 3 bulan bisa menghasilkan produknya untuk di-upload ke Media Jardiknas sehingga dapat saling mengkritik dan menyempurnakan. Demikian laporan hari pertama kami, semoga menjadikan inspirasi bagi kita semua.. mari kita kembangkan teknologi game pendidikan di bumi Nusantara ini dengan berbagai karakter yang khas Nusantara.


Gamsa hamnida... terima Kasih



Korea - Gwangju, 16 September 2007

Senin, September 17, 2007

Agenda Tim Taskforce Game Technology

Korea Selatan


Hari I: Sabtu, 15 September 2007

21.40 - 06.40 + 1: Penerbangan dari Jakarta ke Seoul (Incheon) dengan Korean Air KE 628

Hari II: Minggu, 16 September 2007
10.10 - 11.00: Penerbangan dari Seoul (Gimpo) ke Gwangju dengan Korean Air KE 1303
12.00: Check-in di Mu Deung Park Hotel, Gwangju
14.00 - 16.00: Kunjungan di "Gwangju Art Contents & Entertaintment Industry Fair".

Hari III: Senin, 17 September 2007
10.00 - 12.00: Kunjungan di "Gwangju Design Center".

Hari IV: Selasa, 18 September 2007
05.00 - 09.00: Perjalanan bus dari Gwangju ke Busan
11.00 - 13.00: Kunjungan resmi di Pusan National University (PNU)
16.00: Check-in di Nongshim Hotel, Busan

Hari V: Rabu, 19 September 2007
07.00 - 08.00: Penerbangan dari Busan ke Seoul (Incheon) dengan Korean Air KE 1402
10.30 - 12.05: Penerbangan dari Seoul (Incheon) ke Taipei (Taiwan) dengan Korean Air KE 691
13.00 - 14.00: Kunjungan budaya di Chiang Kai Sek Memorial Hall & President Building

16.00: Check-in di Cosmos Hotel, Taipei

Hari VI: Kamis, 20 September 2007
08.00 - 10.00: Kunjungan budaya di Martyr Shrine dan National Palace Museum
10.00 - 14.00: Kunjungan resmi di Lung Hwa University of Science and Technology

Hari VII: Jum'at, 21 September 2007
13.25 - 16.50: Penerbangan dari Taipei ke Seoul (Incheon) dengan Korean Air KE 692
18.00: Check-in di Riviera Hotel, Seoul


Hari VIII: Sabtu, 22 September 2007
08.00 - 12.00: Kunjungan budaya di Gyengbok Palace via Blue House
15.05 - 20.10: Penerbangan dari Seoul (Incheon) ke Jakarta dengan Korean Air KE 627

Selasa, September 11, 2007

Jurnal Konsultan: Minggu XVI [09.2007]


Senin, 10 September 2007

[Hotel Lor In Solo, Ballroom: 09.00-12.00] Mendampingi Kabag Sistem Informasi yang mewakili Karo PKLN dalam Seminar Sosialisasi, Pelatihan dan Pengembangan KTSP yang diselenggarakan oleh Staf Ahli Mendiknas dan LPMP Yogyakarta. Narasumber: Staf Ahli Mendiknas, Anggota Komisi X DPR-RI, Kepala Dinas Pendidikan Dasar DKI Jakarta, dan Dr Indra Djati Sidi (mantan Dirjen Dikdasmen).
[Poliseni Yogyakarta, Auditorium: 14.30-17.30] Menghadiri Wokshop Program Double Degree yang diselenggarakan oleh Biro PKLN dan P4TK Seni dan Budaya Yogyakarta. Workshop dihadiri oleh pengelola serta mahasiswa program S1, S2, dan S3 mitra program Beasiswa Unggulan Depdiknas.

Selasa, 11 September 2007
[Gedung BPPT, Ruang Rapat lantai 23: 10.00-13.00] Mewakili Karo PKLN cq Depdiknas dalam Rapat Pemetaan Industri Kreatif Lokal bersama representasi Depbudpar,
Depdag, Depkominfo, Depperind, Ristek (BPPT), Ainaki, CAM (Citra Andra Media), dan FGD (Forum Grafika Digital).
[R. Konsultan TIK: 14.00-16.00] Menyusun data statistik kinerja web 'pelatihan.diknas.go.id', 'media.diknas.go.id' dan milis 'guru-tendik' terhadap Pelatihan Jardiknas.

Rabu, 12 September 2007
[R. Konsultan TIK: 08.00-12.00] Merekapitulasi dan menyunting nama file Pijar 01, 02, 03, dan 04 yang
masuk di inbox '[email protected]'.
[KNIU, Gedung C Lantai 17: 13.00-14.00] Menyerahkan press-release Pelatihan Jardiknas kepada Ibu Hajjah Hasnah Gasim (Koordinator iEARN, Komisi Nasional Indonesia UNESCO) untuk dikompilasi ke dalam naskah pidato Presiden RI. iEARN berminat dan tertarik kepada program Pelatihan Jardiknas & Animasi yang dikembangkan oleh Biro PKLN Depdiknas. iEARN juga menawarkan Workshop iEARN yang dapat diikuti oleh 10 orang guru Indonesia di Taiwan.

Kamis, 13 September 2007
[Konsultan: 09.00-11.00] Memverifikasi proposal-proposal Pelatihan Jardiknas dari Provider dan ICT Center yang dana subsidinya akan disalurkan pada Tahap II hari Jum'at tanggal 14 September 2007.
[R. Kabag. SI: 11.00-12.00] Mengikuti rapat tim percepatan pembangunan pendidikan di Provinsi Papua. Agenda jangka pendek adalah pemetaan kondisi pendidikan di Papua saat ini dan yang dicita-citakan dengan menggunakan matrik sinergi antar unit-unit utama Depdiknas.
[R. Kabag. SI: 13.15-14.45] Mengikuti rapat teknis dan evaluasi kegiatan Pelatihan Jardiknas. Agenda jangka pendek adalah penyusunan statistik Partisipan Per-Provinsi dan Portofolio Pelatihan Jardiknas secara Nasional.

Jum'at, 14 September 2007
[R. 602: 10.30-12.30] Mengikuti rapat koordinasi Tim Taskforce Game Technology Korea - Taiwan bersama Biro Jasa Perjalanan dan Pariwisata "Panen Tour".
[R. Konsultan TIK: 13.00-15.00] Menyiapkan dan menyerahkan daftar nama Provider dan ICT Center yang akan menerima Dana Subsidi Pelatihan Jardiknas Tahap II kepada Bendahara PUMK Beasiswa Unggulan untuk diproses pengirimannya melalui BNI cabang Depdiknas.
[R. Konsultan TIK: 15.00-16.00] Mem-posting informasi penyaluran Dana Subsidi Pelatihan Jardiknas Tahap II ke milis 'provider-pjj', 'konsultan-ict', 'dikmenjur', 'my-multimedia', dan 'my-schoolnet'.


Rabu, September 05, 2007

Tanah Papua

Abouwhim

Disana pulauku yang kupuja slalu
Tanah Papua.. pulau indah
Hutan dan lautmu yang membisu slalu
Cendrawasih.. burung emas

Gunung-gunung lembah-lembah.. yang penuh misteri
Yang kupuja slalu keindahan alammu yang.. mempesona
Sungaimu yang tenang.. mengalirkan emas
So ya Tuhan... terima kasih

Lagu indah pertama yang kudengar di Jayapura..
Thanks for Bapak Hillarius J. Kuruwaib (Boven Digoel)



Jurnal Konsultan: Minggu XV [09.2007]


Senin, 3 September 2007

[Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua, Aula 2: 09.00-18.00 WIT] Melatih peserta Pelatihan Pendataan Tenaga Perencanaan Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi se-Papua Tahun 2007 dengan materi: 1) pembuatan e-mail, 2) berbagi data dan informasi via mailing-list, 3) pembuatan dongeng dijital (Digital Story Telling), dan 4) pembuatan web blogger di ‘blogspot.com’. Membangun milis
'kampung-papua' untuk mensukseskan program strategis Pembangunan Pendidikan Berbasis Kampung di Provinsi Papua.

Selasa, 4 September 2007
[Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua, Aula 2: 09.00-16.00 WIT] Memaparkan materi Jardiknas, menayangkan pesan Kepala Biro PKLN Depdiknas bagi peserta pelatihan, dan mengumpulkan Data Pendidikan dari 23 Dinas Pendidikan/Pengajaran.
[Hotel Matoa Jayapura, R. 203: 18.00-20.30 WIT] Merekam dan merekapitulasi Data Pendidikan Provinsi Papua. Empat dari 23 Dinas Pendidikan/Pengajaran di Provinsi Papua yang belum hadir/mengumpulkan data adalah kabupaten: Asmat, Mappi, Puncak Jaya, dan Yahukimo.


Rabu, 5 September 2007
[Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua, Aula 2: 09.00-12.00 WIT] Melaporkan hasil pendataan Lembaga Pendidikan, Siswa, Guru, dan Tenaga Kependidikan kepada Tim Percepatan Pembangunan Pendidikan Provinsi Papua di Depdiknas Jakarta.

Kamis, 6 September 2007
[Hotel Pitagiri, R. Bromo: 18.00-01.00 WIB] Memverifikasi dokumen-dokumen proposal D3 Teknisi Jardiknas dan Pelatihan Jardiknas bersama Staf Bagian Sistem Informasi Biro PKLN.

Jum'at, 7 September 2007
[R. Konsultan TIK: 13.00-15.00 WIB] Memverifikasi dan menyeleksi Provider dan ICT Center yang akan disalurkan dana subsidinya pada Tahap I melalui Bank BNI 46 Cabang Pembantu Depdiknas. Mengumumkan daftar Provider dan ICT Center yang akan menerima dana subsidi Pelatihan Jardiknas Tahap I di milis 'konsultan-ict' dan 'provider-pjj'.


Papua, aku datang..




Minggu, 2 September 2007
Alhamdulillah, setelah menempuh penerbangan dengan pesawat Batavia Air Jakarta-Makassar (08.30 WIB – 12.00 WITA), Makassar-Manokwari (13.00 WITA – 16.20 WIT), dan Manokwari-Jayapura (16.40 WIT – 18.00 WIT), akhirnya aku tiba di Hotel Matoa Kota Jayapura jam 19.15 WIT. Setelah mandi dan makan malam, tepat pukul 20.00 WIT mendampingi Bapak Drs. Paul Y. Indubri (Kepala Bagian Tata Usaha, Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua) memukul ‘Tifa’ pembuka Pelatihan Pendataan Tenaga Perencanaan Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi 2-8 September 2007 yang diikuti oleh 44 Peserta yang merupakan representasi 23 Dinas Pendidikan/Pengajaran dari 20 Kabupaten/Kota se-Provinsi Papua.


Jumat, Agustus 31, 2007

1 dari 12 Sosok Pembawa Harapan Indonesia


Saksikanlah Bung Karno, kami penuhi amanatmu:
"Berdiri di atas kaki sendiri."


Saksikanlah Jenderal Sudirman, kami tancapkan pesanmu di dada:
“Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasadku, tetapi jiwaku yang dilindungi benteng Merah Putih akan tetap hidup. Akan tetap menuntut bela, siapapun lawan yang aku hadapi. Jangan bimbang dalam menghadapi macam–macam penderitaan , karena makin dekat cita-cita kita tercapai, makin berat yang harus kita alami.”













kami bangga jadi pandumu, Indonesia!


Abimanyu
Belajar dari Kendi
Adriani Nurdin Menantang Kasus Menguras Adrenalin
Ahmad Eko Henfri Binugroho Ahli Robot Kampus
Didi Aswadi Pendekar Vaksin Flu Burung
Eros Rosita Perempuan Perkasa di Jantung Badui
Hadi Puspita Menyulap Kepanjen dengan Peta Geomediks
Jusuf SK Tarakan di Tangan Sang Dokter
Kwarta Adimphrana Melek Internet ala Guru Grafika
Masfuk Sang Lokomotif
Muh. Ibrahim Polisi Sederhana di Sekolah Perwira
Mundardjito, Guru Besar Arkeologi UI Tak Pernah Menyerah
Tri Rismaharani Memoles Wajah Kusam Surabaya


From Papua with Love..


Hari Rabu 22 Agustus 2007 kuterima Surat Tugas Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional nomor 40320/A.A2.2/LL/2007 tanggal 21 Agustus 2007, isinya adalah penugasanku bersama 12 orang lainnya untuk melaksanakan Inpres nomor 5 tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat serta Inpres nomor 6 tahun 2003 tentang Percepatan Pemulihan Pembangunan Provinsi Maluku dan Maluku Utara Pasca Konflik dengan substansi Pendidikan.



Aku bersama Pak Siswoyo, Pak Nurwin dan Pak Cucu ditugaskan untuk Provinsi Papua.
Sejurus kemudian kucari info tentang pendidikan di Papua di internet, alhamdulillah kutemukan web blog yang kuyakini dapat merepresentasikan Komunitas Pendidikan Papua [pendidikanpapua.blogspot.com]

Sepekan ini kuhabiskan waktu untuk belajar cepat tentang Provinsi Papua dan pendidikan di provinsi ter-Timur negeri ini, kuharap ini cukup membekaliku untuk pendaratan pertamaku di Kota Jayapura hari Minggu 2 September 2007 untuk 'memotret' dan 'mencerahkan' Papua melalui forum Pelatihan Pendataan Pendidikan dengan program School Mapping & Jardiknas.

Kumohon do'a restu, semoga misi ini berterima dan sukses!


Selasa, Agustus 28, 2007

Microsoft Partners in Learning


Klip Profil Video




Kemitraanku dengan Microsoft Indonesia terjalin
lewat program pemberdayaan guru dan siswa melalui
inisiatif global Partners in Learning. Sejumlah seminar,
lokakarya, dan diklat kami lakukan bersama untuk meningkatkan
kwalitas guru di Indonesia sejak 28 Oktober 2004.

Sesungguhnya aku senantiasa siap bermitra dengan korporasi
manapun, kecuali korporasi yang bergerak di industri rokok dan
korporasi yang tidak peduli kepada kelestarian alam.


Indonesia, inspirasiku sebening embun..


Minggu petang, 26 Agustus 2007 jam 16.57 WIB aku menerima SMS dari Pak Siswoyo, isinya disposisi berjenjang dari Bapak Sesjen Depdiknas kepada Kabag. Sistem Informasi Biro PKLN, karena Kabag. Sistem Informasi harus berada di Poliseni Yogyakarta untuk membuka Pelatihan Jardiknas kelompok Kepala Sekolah gelombang II pada hari Senin 27 Agustus 2007, maka tugas memaparkan CSR on Education di The First Monthly International Scientific Discussion on Education diserahkan kepadaku. Pesan Pak Sis cuman satu: berpikirlah sebagai Orang Pusat, bukan sebagai Guru :)

Lama aku berpikir... gerangan apa yang pantas aku paparkan di depan forum SEAMEO & UNESCO itu?
Program macam apa yang bisa dikerjakan bersama antara Depdiknas dan korporasi swasta nasional/multinasional?

Alhamdulillah... 1 jam sebelum paparan ilham itu datang juga, di ujung paparan (dengan english yang pas-pasan) kusampaikan rekomendasi Setjen Depdiknas untuk korporasi yang memiliki program CSR untuk menjalin kemitraan di bidang:

1) Extension high education for women
2) Extension access of general education for disable people
3) Education based on culture and environment in remote area
4) Education based on ICT in remote regency/island
5) Empowering teacher

+++

1) Perluasan pendidikan tinggi bagi wanita
2) Perluasan pendidikan umum bagi penyandang cacat tubuh
3) Pendidikan berbasis budaya dan lingkungan hidup di daerah tertinggal
4) Pendidikan berbasis TIK di daerah/pulau terpencil
5) Pemberdayaan guru

aku sadar, 5 rekomendasi tersebut belum tentu dapat menjawab persoalan pendidikan nasional yang paling esensial, tetapi aku optimis.. berangkat dari ketulusan hati dan kejernihan fikir, insya-allah masa depan bangsa Indonesia akan makin cerah, percaya diri, dan mandiri..

berpikir sebagai Orang Pusat tidaklah mudah,
tetapi dengan bekal kecintaan pada negeri ini,
inspirasi itu akan mengalir sebening embun..