Selasa, Agustus 28, 2007

Microsoft Partners in Learning


Klip Profil Video




Kemitraanku dengan Microsoft Indonesia terjalin
lewat program pemberdayaan guru dan siswa melalui
inisiatif global Partners in Learning. Sejumlah seminar,
lokakarya, dan diklat kami lakukan bersama untuk meningkatkan
kwalitas guru di Indonesia sejak 28 Oktober 2004.

Sesungguhnya aku senantiasa siap bermitra dengan korporasi
manapun, kecuali korporasi yang bergerak di industri rokok dan
korporasi yang tidak peduli kepada kelestarian alam.


Indonesia, inspirasiku sebening embun..


Minggu petang, 26 Agustus 2007 jam 16.57 WIB aku menerima SMS dari Pak Siswoyo, isinya disposisi berjenjang dari Bapak Sesjen Depdiknas kepada Kabag. Sistem Informasi Biro PKLN, karena Kabag. Sistem Informasi harus berada di Poliseni Yogyakarta untuk membuka Pelatihan Jardiknas kelompok Kepala Sekolah gelombang II pada hari Senin 27 Agustus 2007, maka tugas memaparkan CSR on Education di The First Monthly International Scientific Discussion on Education diserahkan kepadaku. Pesan Pak Sis cuman satu: berpikirlah sebagai Orang Pusat, bukan sebagai Guru :)

Lama aku berpikir... gerangan apa yang pantas aku paparkan di depan forum SEAMEO & UNESCO itu?
Program macam apa yang bisa dikerjakan bersama antara Depdiknas dan korporasi swasta nasional/multinasional?

Alhamdulillah... 1 jam sebelum paparan ilham itu datang juga, di ujung paparan (dengan english yang pas-pasan) kusampaikan rekomendasi Setjen Depdiknas untuk korporasi yang memiliki program CSR untuk menjalin kemitraan di bidang:

1) Extension high education for women
2) Extension access of general education for disable people
3) Education based on culture and environment in remote area
4) Education based on ICT in remote regency/island
5) Empowering teacher

+++

1) Perluasan pendidikan tinggi bagi wanita
2) Perluasan pendidikan umum bagi penyandang cacat tubuh
3) Pendidikan berbasis budaya dan lingkungan hidup di daerah tertinggal
4) Pendidikan berbasis TIK di daerah/pulau terpencil
5) Pemberdayaan guru

aku sadar, 5 rekomendasi tersebut belum tentu dapat menjawab persoalan pendidikan nasional yang paling esensial, tetapi aku optimis.. berangkat dari ketulusan hati dan kejernihan fikir, insya-allah masa depan bangsa Indonesia akan makin cerah, percaya diri, dan mandiri..

berpikir sebagai Orang Pusat tidaklah mudah,
tetapi dengan bekal kecintaan pada negeri ini,
inspirasi itu akan mengalir sebening embun..