Senin, September 24, 2007

Ginseng Chicken Soup


Seoul Ginseng Chicken Soup



Masukkan 1/2 batang taekuk ginseng kering, 3 potong jahe, 2 buah jujube, 2 biji kacang chestnut, dan ketan putih secukupnya (kira-kira segenggam). Masukkan ke dalam ayam, kemudian direbus di dalam air 1 liter dengan api kecil selama 2 jam..

Back-up Data Sekolah: SEKARANG JUGA !


Izinkanlah saya sedikit berbagi pengalaman..

Saat saya menjadi staf Sistem Informasi Manajemen (SIM) SMKN 4 Malang tahun 1999, saya pernah mengalami musibah (yang tak terlupakan hingga sekarang) akibat keteledoran saat proses input nilai Ebtanas siswa kelas 3 se-Sub Rayon 17 SMK di Kota Malang awal bulan Juli 1999, pekerjaan yang memakan waktu seminggu lebih itu RAIB / MUSNAH 'seketika' begitu saja tanpa sisa akibat karena kesalahan prosedur yang sebenarnya tidak disengaja, yaitu menyentuh tombol fungsi yang menghapus seluruh data!

Mau tak mau pekerjaan itu akhirnya harus saya ulang kembali siang dan malam karena harus segera dikirim ke Dinas P & K Provinsi sebelum tenggat waktunya..

Petaka itu memberi HIKMAH, setelah kejadian itu saya punya kebiasaan baru untuk mem-back-up (menyalin) semua file data & informasi yang saya kerjakan...dan mengkompilasi (menghimpun) semua data & informasi yang dibuat oleh kolega saya di sekolah setiap akhir tahun dengan flash-disk atau external hard disk.

Sebagai staf SIM, biasanya saya menghimpun data tersebut ke dalam folder & sub folder (merujuk kepada format Monitoring & Evaluasi 1999/2000) dengan konfigurasi sebagai berikut:

01 Kepala Sekolah, sub folder:
011 Administrator
012 Enterpreneurship
013 Leadership
014 Managerial
015 Supervisor
016 Visi & Misi
017 Surat Keputusan
018 Surat Tugas
019 Monitoring & Evaluasi

02 Komite Sekolah, sub folder:
021 APBS
022 Surat Edaran
023 Nota Kesepahaman

03 Tata Usaha, sub folder:
031 Kepegawaian
032 Kesiswaan
033 Keuangan
034 Sistem Informasi Manajemen
035 Sistem Administrasi Sekolah
036 Persuratan (e-mail)
037 Perjanjian Kerja Sama
038 Struktur Organisasi
039 Proposal

04 Kurikulum, sub folder:
041 Kurikulum & Modul
042 Guru Tetap
043 Guru Tidak Tetap
044 Jadwal & KBM
045 Formatif-Sumatif
046 Ujian Nasional
047 Nominatif
048 Kenaikan Tingkat
049 Ketamatan

05 Humas, sub folder:
051 Bursa Kerja Khusus
052 Prakerin
053 Kunjungan Industri
054 Kerjasama Internasional
055 Promosi

06 Kesiswaan, sub folder:
061 PSB & MOS
062 Tata Tertib
063 Ekstra Kurikuler: OSIS, Pramuka, PMR, Paskibra, dsb
064 Asuransi Siswa

07 Sarana-Prasarana, sub folder:
071 Inventaris Mesin, Alat & Bahan
072 Perawatan & Perbaikan
073 Pelestarian Lingkungan Hidup
074 Pemetaan & Siteplan

08 Bimbingan Konseling
09 Perpustakaan
10 Unit Produksi & Jasa

Semua data yang terhimpun dalam flash-disk/external harddisk itu saya scanning virus terlebih dahulu (sampai benar-benar bebas virus) sebelum di-back up (disalin) semuanya ke dalam 1 keping CD yang kemudian digandakan menjadi 2 keping untuk disimpan di:
- rumah kepala sekolah (CD master)
- rumah komite sekolah (CD copy)
- brankas sekolah (CD copy)

Dengan demikian jika terjadi bencana alam, musibah (banjir/kebakaran) atau gangguan keamanan yang mengakibatkan kerusakan/kehilangan komputer berikut file-file data & informasi penting sekolah di dalamnya, maka semua data tersebut tetap AMAN diantara 3 lokasi tersebut di atas. dalam kondisi force-majeure begini pastilah data & informasi di dalam CD tersebut menjadi SANGAT MAHAL, PENTING dan BERNILAI ketimbang komputer yang rusak/hilang 'kan?

Di sisi lain, meskipun setiap file memiliki metadata, tetapi tidak ada salahnya kita rajin menulis kode tanggal di setiap file tersebut, biasanya saya tulis kode tanggal di akhir nama file untuk DOKUMEN (contoh: Nilai Matematika Kelas XI 240907) dan di awal nama file untuk FOTO (contoh: 070917 Kunjungan ke Gwangju
Design Center). mengapa kode foto saya tulis terbalik (tahun,bulan,tanggal) dan ditempatkan di awal? karena file foto umumnya berseri (serial), dengan pola ini saya cukup terbantu dalam hal menyusun (men-sortasi) sekuensi fotonya..

Kegiatan back-up data dapat dilakukan berkala, per-semester untuk sekolah dan per-bulan untuk masing-masing bagian atau per-minggu untuk kelas.

Inilah sekelumit pengalaman pribadi yang dapat saya bagi, mudah-mudahan kita terbiasa bekerja dengan komputer secara apik, rapi, cermat, dan aman.. silakan mengembangkan konfigurasi folder dan sub folder menurut situasi dan kondisi sekolah masing-masing

sekecil apapun langkah kita, pasti ada manfaatnya..
selamat mem-back-up data!

salam hangat dari senayan..

Minggu, September 23, 2007

Jurnal Hari VI | Taiwan: Kamis, 21 September 2007

KDEI Taiwan


Hari ini adalah hari terakhir perjalanan misi kita di Korea dan Taiwan, Alhamdulillah semua anggota tim dalam keadaan sehat walafiat dan tetap semangat.

Dalam perjalanan dari Kota Taipei ke Bandara Taoyuan, tim menyempatkan diri beraudiensi di kantor Kamar Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taiwan yang terletak di kawasan bisnis baru semacam technopark. Tepat jam 09.30 kami diterima lansung oleh Deputi KDEI Taiwan Bapak Amzir Ramali Bandaro (Deputi/Waka), Bapak A. Fauzi Muchtar (Kabag Tata Usaha), dan Bapak Pangkuh Rubiyono (Senior Asisten Tata Usaha/Tenaga Kerja) KDEI Taiwan.

Dari beliau kami dapatkan sejumlah informasi tentang:
(1) Pertemuan Mendiknas RI dan Meneteri Pendidikan Taiwan beserta seluruh Rektor Universitas se-Taiwan di Kantor KDEI Taiwan, pada kesempatan itu Menteri Pendidikan Taiwan menawarkan program beasiswa untuk mahasiswa Indonesia dan Bapak Mendiknas RI mengajukan angka 5.000 beasiswa mahasiswa kepada Menteri Pendidikan Taiwan. Beberapa perguruan tinggi di Indonedia telah memanfaatkan program ini.
(2) Program pertukaran mahasiswa Indonesia-Taiwan agak terkendala pada rendahnya standar living cost bagi mahasiswa Taiwan di Indonesia. Mereka menghendaki standar yang sama seperti saat mereka di Taiwan.
(3) KDEI Taiwan siap membantu program-program kerjasama pendidikan yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh Depdiknas di Taiwan meskipun kapasitas umumnya adalah sector kerjasama perdagangan dan ekonomi antara Indonesia dan Taiwan.
(4) Depdiknas perlu menyiapkan calon-calon mahasiswa penerima beasiswa dengan bekal bahasa Mandarin yang cukup, karena institusi pendidikan di Taiwan lebih suka mahasiswa yang cakap berkomunikasi dengan bahasa Mandarin/Taiwan.

Tepat pukul 10.30 kami berpamitan kepada pejabat KDEI Taiwan karena harus melanjutkan perjalanan ke Bandara Taoyuan Taipei.

Jam 13.25 Waktu Taiwan kami take-off menuju Korea dengan penerbangan Korean Air KE 692 dan landing di Bandara Incheon (Seoul) tepat pukul 16.50 waktu Korea. Setelah mengambil semua bagasi, kami pun bergegas menuju kantor Kedutaan Besar RI di Seoul untuk melaporkan hasil perjalanan sekaligus mengambil dokumen perjalanan kami yang telah di tanda-tangani dan distempel pejabat KBRI di Korea Selatan. Kami tiba di KBRI sekitar jam 19.00 karena terjebak kemacatan lalu-lintas arus ‘mudik’ warga Korea yang akan merayakan ‘lebaran’ Falling Love Festival (semacam Thanks Giving) di kampung halaman masing-masing.

Demikian laporan hari terakhir kami, draft milestone Pengembangan Game Technology Indonesia 2006-2010 sudah kami susun dan akan dicermati bersama kawan-kawan dari ITS, ITB, Poliseni Yogyakarta, dan Polteknik VEDCA. Kami sepakat akan bertemu lagi pada hari Kamis tanggal 27 September 2007 di Biro PKLN untuk mendetailkan program ini secara operasional, sehingga pada bulan November 2007 nanti sudah dapat kita eksekusi di Korea dan Taiwan.

Perjalanan udara-darat sejauh 8.937 mil ini memang panjang dan tentu juga melelahkan di bulan puasa Ramadhan 1428 H, namun kami yakin sebentar lagi kita akan memetik buah ‘berkah’-nya..

Karena bertepatan dengan ‘lebaran’ Korea, kami ucapkan ‘Happy Chuseok!’

Mian hamnida, gamsa hamnida… (maaf & terima kasih)


Korea – Seoul, 20 September 2007


Jurnal Hari V | Taiwan: Kamis, 20 September 2007


Digital Content and Multimedia Technology Center


Hari ini cuaca cukup cerah, kami berangkat jam 09.00 dari Cosmos Hotel ke Chiang Kai Sek Memorial Hall untuk kunjungan budaya. Sekitar 1,5 jam kami dipandu untuk mengenal Bapak Negara Taiwan yang sangat dikagumi dan disegani oleh kawan dan lawan politiknya masa itu. Kami menangkap sejumlah inspirasi dari kunjungan ini. Panglima Jenderal Chiang Kai Sek yang berlatar militer dan Dr Sun Yat Sen yang berlatar belakang pendidikan tinggi sangat mendomasi pada peletakan fondasi Negara ini. Keduanya dapat saling mengisi dan menguatkan, mengapa? Karena kedua tokoh ini memiliki kebiasaan yang sama, membaca!

Mengapa kunjungan budaya ini penting? Pengembangan game technology juga sangat erat dengan wawasan budaya, hal ini dibutuhkan sebagai basic art dan pengayaan wawasan untuk membangun karakter seorang gamer, karena dia harus peka terhadap perkembangan budaya, humanism dan kebutuhan pengembangan karakter sesuai dengan kebutuhan/trend program-program game yang disukai pasar. Hal ini dapat kita buktikan dari hasil karya animasi dan game yang ada di area pameran Amazing Technology in Taiwan yang berada di dalam Chiang Kai Sek Memorial Hall. Pameran ini menggambarkan perkembangan teknologi di Taiwan yang dikemas dalam bentuk Animasi dan Game Technology, kami melihat karakter icon yang digambarkan sangat mewakili karakter Taiwan, kebetulan terdapat pula ada contoh-contoh karya teknologi pendidikan. Bagaimana dengan kita? Karakter budaya kita sangat banyak.. ini merupakan bekal untuk membangun karakter-karakter yang berbeda dan kaya akan inspirasi..


Setelah mengunjungi CKS Memorial Hall, tim bergerak menuju Martyr Shrine yang merupakan monumen peringatan untuk 72 martir yang berjuang dan berjasa untuk kemerdekaan Republik Taiwan. Disini kami menyaksikan sepasang tentara yang menjaga gerbang depan dan gerbang dalam Martyr Shrine berdiri tegak dengan senjata laras panjang dan tak berkedip! Sekilas mirip patung lilin, tetapi ini benar-benar manusia biasa yang terlatih dan tangguh bertahan untuk selama 1 jam tanpa bergerak dan kedip! Mereka adalah mahasiswa wajib militer yang terlatih untuk bertempur dan berdiri tegak selama 5 jam di segala cuaca! Kami berdecak kagum untuk yang satu ini, karena ini sekali lagi membuktikan…ketangguhan militer Taiwan sungguh luar biasa, tidak heran jika banyak tentara-tentara negara di Asia Tenggara belajar di Taiwan. Sekali lagi membuktikan…intelektuliasme di lingkup militer terbukti manjadi pilar tangguh negara ini.

Tepat pukul 13.30 kami tiba di Lunghwa University of Science and Technology, kami disambut langsung oleh Mr. Jung-Ying Wang, Ph.D (Department of Multimedia and Game Science Chairman and Assistant Professor) didampingi Mr. Juing-Huei Su, Ph.D (Dean College of Electrical Engineering and Computer Science) dan Mr. Yen-Jen Chen, Ph.D (Department of Multimedia and Game Science Lunghwa Institute of Technology, Assistant Professor). Setelah perkenalan Tim, salah satu lecture mempresentasikan tentang Multimedia & Game Science yang telah dikembangkan sejak tahun 2002 di LHU ini. Kemudian Tim diajak mengunjungi fasilitas belajar yang berada di lingkup Multimedia dan Game Science, dimulai dari: (1) Macintosh Multimedia Lab, (2) Game Design Lab, (3) Game Test Lab & Project Implementation Studio, (4) Multi-functional Displaying Room, (5) Digital Audio Central Room, (6) Digital Recording Room, (7) 3D Imaging Lab, (8) Real Time Motion Capture and Virtual Studio Integrated System Lab, (9) Multimedia Digital Surround Mixing and Recording Lab, dan (10) Digital Homecare Service Lab. Lab/Studio 1 – 6 berada di Department of Multimedia and Game Science dan Lab/Studio 7 – 10 berada di DCMT (Digital Content and Multimedia Technology) Center.

Setelah mengunjungi seluruh fasilitas tersebut, kami diantar ke ruang konferensi untuk mendiskusikan skema kerjasama dalam pengembangan Multimedia dan Game Science. Beberapa hal yang sempat kami catat antara lain: 1) Tuition fee NT 40.000 per-semester atau NT 100.000 per-tahun, 2) Dormitory fee NT 10.000 per-semester, 3) LHU siap bekerja sama untuk program Lectures Exchange & Students Exchange dengan sejumlah persyaratan yang perlu didetailkan bersama, mulai dari MoU Sister University sampai Agreement khusus bidang Multimedia & Game Science, 4) Kerjasama dapat diawali melalui Joint Project pengembangan game antar dosen atau antar mahasiswa Indonesia-Taiwan 1-3 bulan, 5) setelah Joint Project tersebut, LHU juga membuka kesempatan program Double Degree dengan bahasa pengantar Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris.

Demikian laporan hari ke-5 kami.

Xie-xie.. terima kasih,


Taiwan - Taipei, 20 September 2007

Jurnal Hari IV | Taiwan: Rabu, 19 September 2007


Tower 101 Taiwan


Hari ke-4 ini Tim bergerak dini hari dari Selatan Korea (Busan) jam 07.00 ke Barat laut menuju Seoul dengan penerbangan Korean Air KE 1402, tiba di Bandara Incheon (Seoul) tepat jam 08.00. Dengan dibantu pemandu kami segera check-in untuk penerbangan berikutnya ke arah Barat Daya menuju Taipei (Taiwan) dengan Korean Air KE 691 jam 10.30. Tim tiba di Bandara Taipei tepat jam 12.05 waktu setempat. Sejurus kemudian dengan menggunakan bus tibalah Tim di Cosmos Hotel jam 13.00.

Hari ini tidak ada agenda formal ke universitas/institut, jadi 1 jam kemudian kami sudah siap untuk mengunjungi Tower 101 setinggi 508 meter, tower tertinggi ke-2 setelah Tower baru di Dubai. Kami tiba di Tower 101 jam 14.30, sebagian besar anggota Tim menguji ‘adrenalin’ naik ke puncak Tower 101 dengan lift berkecepatan tinggi, dari lantai 5 hingga lantai puncak ditempuh hanya dalam waktu 45 detik! Demikian pula saat turun dari lantai puncak ke lantai 5. Dari puncak tower (lantai observatory) kami dapat menyaksikan panorama kota Taipei dari seluruh penjuru mata angin, tentunya ini pengalaman yang sangat menarik bagi Tim dan siapapun yang mengunjungi Tower 101 ini.


Dalam perjalanan ke hotel, kami dapatkan catatan menarik tentang kemajuan yang dituai Taiwan saat ini, hal ini dikarenakan adanya program ‘wajib belajar 9 tahun’ yang dijalankan pada masa Presiden Chiang Kai Sek. Pada masa itu anak-anak Taiwan usia SD-SMP ‘dipaksa’ untuk menuntut ilmu di sekolah oleh pemerintah. Orang tua yang tidak melepaskan/mengizinkan anak-anaknya untuk belajar akan terkena sanksi hukum yang sangat berat, apa pun kondisi dan alasannya.


Seperti halnya Jerman dan Korea, Taiwan juga menerapkan wajib militer bagi tamatan perguruan tinggi selama 1 tahun (sebelum bekerja) dengan disiplin yang sangat tinggi dan ketat. Pola ini secara tidak langsung menanamkan semangat nasionalisme seumur hidup yang kuat berakar menjadi ketahanan nasional di bidang ekonomi. Dua hal tersebut kini telah menjadi ‘kesadaran’ nasional yang patut kita tiru, bahwa pendidikan dan nasionalisme akan menjadi penyangga ekonomi makro suatu bangsa.


Tower pencakar langit memang tolok ukur ke-adidaya-an dan puncak prestasi teknologi suatu bangsa, suatu saat kita pun akan dapat membangunnya sendiri dengan desain dan teknologi yang lebih canggih dengan kecerdasan dan peradaban tinggi anak bangsa Indonesia di masa depan.

Xie-xie.. terima kasih,


Taiwan - Taipei, 19 September 2007

Jurnal Hari III | Korea: Selasa, 18 September 2007


Pusan National University - ALCoB



Setelah menempuh perjalanan bus Gwangju - Busan selama 3,5 jam, menjemput 2 anggota tim di Bandara Busan dan check-in di Nongshim Hotel. Tim menuju Pusan National University (PNU) yang berjarak 20 menit dari dari hotel. PNU adalah universitas negeri terbesar kedua di Korea setelah Seoul. PNU memiliki kampus yang asri dan bersih, pada umumnya mahasiswa bertempat tinggal di dormitory yg tersedia di dalam kampus.


Tepat jam 14.00 dengan mengambil ruang IACE yang bersebelahan dgn Perpustakaan PNU, kami diterima langsung oleh Prof Young Hwan Kim, Ph.D, Pendiri ALCoB (APEC Learning Community Builders) sekaligus Presiden IACE (Institute of APEC Collaborative Education).


Saat ini ALCoB (www.alcob.org) telah memiliki jaringan relawan di
3000 lokasi di 50 negara yang terdiri atas ALCoB terdiri dari ALCoB-U (University), ALCoB-T (Teacher), ALCoB-L (Learner), ALCoB-S = Social Worker, dan ALCoB-EC (Enterpreuneur Committee). Tupoksi ALCoB antara lain menyalurkan tenaga relawan, baik itu guru, mahasiswa, pekerja sosial ke seluruh negara anggota APEC dengan pola kolaborasi virtual maupun nyata. Melalui jalur ALCoB-U, PNU merencanakan menerima sejumlah relawan mahasiswa dari kawasan Asia Tenggara, diperkirakan jumlah mahasiswa yang terlibat di dalam ALCoB-U 2008 adalah: 200 mahasiswa dari Thailand, 50 mahasiswa dari Filipina, 50 mahasiswa dari Vietnam, dan 50 mahasiswa dari Indonesia.


Program ALCoB-U 2008 diselenggarakan 3 tahapan: Tahap I Penyusunan Proposal & Persiapan di Negara masing-masing pada bulan Februari s.d. Juli, Tahap II Pelaksanaan program di Korea pada bulan Agustus (2-4 minggu), dan Tahap III Deseminasi dan Presentasi Agustus: 2-4 minggu di korea | Sept-Nov: presentasi di tanah air. Selama nanti berada di Korea, mahasiswa yang mengikuti program ini tidak diperkenankan bertempat tinggal di hotel, melainkan di dormitory atau camp (perkemahan).


Program ini mensyaratkan (minimal) 3 dari 10 mahasiswa yang mengikutinya mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris, sedangkan yang lainnya harus memiliki kecakapan di bidang ICT, Fotografi, dan Video. Pendaftarannya bersifat dinamis.


Berkenaan dengan Game Technology & Animasi, PNU bersedia menjadi mediator yang mengupayakan adanya kerjasama dengan universitas-universitas di Korea yang memiliki program Game Technology & Animasi Korea melalui Asosiasi Universitas Korea. Hal yang sama juga akan dilakukan PNU untuk program Beasiswa Unggulan melalui program Student Exchange. Pembiayaan dapat dilakukan dengan 2 pola, yang pertama sepenuhnya dari RI dan yang kedua subsidi dari Pemerintah Korea, khususnya saat yang bersangkutan berada di Korea. Dalam hal ini Prof Young Hwan Kim, Ph.D menunjuk Bapak AB Susanto sebagai contact person di Indonesia.


Beberapa perusahaan/industri di Korea ada yang mencari tenaga kerja fresh graduate asing (termasuk dari Indonesia), PNU bersedia merekomendasikan mahasiswa yang aktif di ALCoB untuk bekerja di perusahaan/industri tersebut, termasuk di industri game dan animasi di Korea.


Demikian laporan hari ke-3, Tim akan terus mencari peluang-peluang baik dalam kerjasama pendidikan di luar negeri, khususnya untuk program game technology..


Gamsa hamnida..



Korea - Busan, 18 September 2007

Jurnal Hari II | Korea: Senin, 17 September 2007


Gwangju Design Center
(GDC)


Alhamdulillah..cuaca di hari kedua ini (Senin, 17 September 2007) sangat cerah, badai taifun yang kemarin mengakibatkan hujan sepanjang hari di Kota Gwangju telah bergerak kea rah Kota Seoul. Semua anggota tim dalam keadaan sehat walafiat, tetap semangat dan kuat menjalani ibadah puasa meskipun waktu puasanya lebih panjang 1 jam dari waktu puasa di tanah air.

Hari kedua ini kami mendapat kesempatan ‘emas’ untuk mengunjungi Gwangju Design Center (GDC: www.gdck.org). Tim diterima langsung oleh Mr Seo Hyung-Sub (Direktur Tim Manajemen dan Bisnis). Tim kita diajak berkeliling gedung GDC untuk menyaksikan ruang peraga karya peserta diklat Desain Keramik yang merupakan tugas akhir partisipan diklat dari Korea dan Desain Produk yang merupakan tugas akhir partisipan diklat dari Jepang.


Dari pengamatan kami, apa yang mereka desain dan kreasikan betul-betul orisinal, baru, unik, dan detail. Sebelum berkunjung ke lantai 6 yang terdiri dari studio-studio desain Animasi, 2D, 3D, Cetak, Web, dsb, kami disajikan video profil GDC yang menceritakan sejarah, visi, misi, tujuan, dan layanan GDC bagi warga dan industri di Kota Gwangju pada khususnya dan Korea pada umumnya di. GDC yang baru diresmikan pada tahun 2006 ini berani mengklaim bahwa lembaga ini sebagai design center terbaik di Korea.


Di akhir pemutaran video profil tersebut, kami menanyakan: apakah GDC ini dapat menerima pelatihan/magang bagi mahasiswa yang menekuni game technology dan animasi? Ternyata pihak GDC bersedia menerima sekitar 20 mahasiswa Indonesia untuk mengikuti pelatihan/magang pada bulan Maret-Mei 2008 dengan sejumlah syarat diantaranya: ada MoU antara Depdiknas dengan Walikota Gwangju, ada silabus atau kurikulum yang berlaku untuk bidang desain produk dan media, dan ada kesanggupan pihak Depdiknas untuk menanggung biaya transportasi, akomodasi dan konsumsi bagi mahasiswa yang akan dilatih/dimagangkan di GDC. Secara prinsip skema biaya pelatihan dapat ditanggung oleh pihak Korea cq GDC. Menurut kami, kesempatan ini patut ditindaklanjuti. Pihak GDC secara eksplisit mengundang Depdiknas cq Biro PKLN untuk menghadiri Gwangju Binneale 2007 yang akan berlangsung pada bulan November yang akan datang, pada kesempatan ini Walikota Gwangju dan pejabat GDC akan meluangkan waktu untuk menjalin kerjasama melalui MoU dan hal-hal lain yang akan mendukung percepatan transformasi game technology di Indonesia.


Seperti konsep technopark pada umumnya, di GDC juga memiliki fasilitas studio desain untuk pelatihan dan sejumlah kantor representasi industri-industri desain produk dan media yang dilengkapi dengan perpustakaan yang cukup lengkap dan mutakhir.


Beberapa studio yang sempat kami kunjungi adalah studio desain produk kemasan dan desain animasi, di kedua tempat itu hanya terlihat 3-4 orang saja yang secara tekun mendesain masing-masing produk dan animasi. Khusus di studio animasi, meskipun tidak sempat berdiskusi tentang animasi dengan animator-nya, namun kami sempat ‘memotret’ apa saja yang ada di meja seorang animator dan apa saja yang telah mereka hasilkan, baik dalam wujud komik maupun film.


Singkat kata, kunjungan kami di Gwangju Design Center (GDC) ini sangat memuaskan karena akhirnya terjadi komitmen kedua belah pihak untuk saling mencerdaskan.


Gamsa hamnida.. terima kasih



Korea - Gwangju, 17 September 2007