Selasa, Oktober 21, 2008

Jurnal-ku: Minggu LXXI (10.2008)


From Denpasar to Banjarmasin..

[19.10.2008: 22.20 WITa-22.30 WIB] Terbang dari Bandara Internasional Ngurah Rai Denpasar menuju Bandara Internasional Juanda Sidoarjo dengan Mandala RI-563 --- [20.10.2008: 11.00-12.20 WIB] Terbang dari Bandara Internasional Juanda Sidoarjo menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng dengan Garuda Indonesia GA 313 --- [20.10.2008: 14.40 WIB-17.00 WITa] Terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng menuju Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin dengan Garuda Indonesia GA-534... alhamdulillah, ini kunjungan kali perdanaku di Kota Banjarmasin.

Senin, 20 Oktober 2008 | 20 Syawwal 1429
[R. Manggala, Hotel Pesona, Banjarmasin: 20.00-22.00 WITa] Mendampingi Kabid TK (Teknologi Komunikasi) Pustekkom dalam Pembukaan Workshop Koordinasi, Sosialisasi, Orientasi, dan Pelatihan Teknis Pengelolaan Jardiknas (+TVE) Provinsi Kalimantan Selatan yang dihadiri oleh Tim Pengelola Jardiknas Provinsi Kalimantan Selatan dan 13 Tim Pengelola Jardiknas Kabupaten/Kota se-Provinsi Kalimantan Selatan.

Selasa, 21 Oktober 2008 | 21 Syawwal 1429
[R. Manggala, Hotel Pesona, Banjarmasin: 08.30-10.00 WITa] Mendampingi Kabid TK Pustekkom menyajikan materi "Pemanfaatan Konten Jardiknas".
[R. Manggala, Hotel Pesona, Banjarmasin: 10.30-12.00 WITa] Menyajikan menyajikan materi "Implementasi Jardiknas".
[R. Manggala, Hotel Pesona, Banjarmasin: 13.30-15.00 WITa] Menyajikan materi "Tugas dan Fungsi Pengelola Jardiknas".
[R. Manggala, Hotel Pesona, Banjarmasin: 15.30-17.00 WITa] Menyajikan materi "Penyusunan Action Plan (Rencana Tindak) Pemanfaatan Jardiknas".
[R. Manggala, Hotel Pesona, Banjarmasin: 19.00-20.30 WITa] Mendampingi Penanggung jawab dan Koordinator Pengelola Jardiknas Kabupaten/Kota dalam menyusun "Action Plan (Rencana Tindak) Pemanfaatan Jardiknas 2009" masing-masing kabupaten/kota.

Rabu, 22 Oktober 2008 | 22 Syawwal 1429
[SMKN 4 Banjarmasin: 10.45-13.15 WITa] Meninjau kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas RPL dan fasilitas SMKN 2 Banjarmasin.
[SMKN 2 Banjarmasin: 13.30-16.15 WITa] Meninjau infrastruktur ICT Center Kota Banjarmasin (node Jardiknas) dan mendiskusikan prospek tamatan TKJ dan Multimedia serta Teknik Penyiaran Radio & Televisi (broadcasting) di Kalimantan Selatan dengan Wakasek urusan Humas dan Tim ICT Center Kota Banjarmasin.

Kamis, 23 Oktober 2008 | 23 Syawwal 1429
[R. Call Center Jardiknas: 09.45-10.15 WIB] Mem-briefing Tim Call Center khusus SchoolNet 2008 (Ade, Andhin, Dita, Ernawati, dan Ririn) untuk prosedur operasi standar (POS) investigasi implementasi SchoolNet Tahap I (September 2008) oleh PT Telkom.
[Kubik-ku @ Bidang TI Pustekkom: 10.45-14.30 WIB] Menyusun uraian tugas dan formasi staf Bidang TI Pustekkom: (1) Subbid Infrastruktur, (2) Subbid Aplikasi dan Konten, (3) Subbid Pendidikan dan Pelatihan, dan (4) Subbid Pengadaan dan Inventarisasi.
[R. Rapat Kapustekkom: 15.45-16.45 WIB] Mendiskusikan offisionalisasi dan penambahan fitur web jardiknas.depdiknas.go.id sebagai portal resmi Jardiknas.

Jum'at, 24 Oktober 2008 | 24 Syawwal 1429
[Kubik-ku @ Bidang TI Pustekkom: 08.00-11.30 WIB] Menyiapkan fitur dan konten mutakhir untuk web Jardiknas bersama Tim Web Jardiknas.
[R. Rapat Grha Tama Pustekkom: 14.00-16.00 WIB] Membahas Master Plan TIK Departemen Pendidikan Nasional (2009-2013) bersama Tim Daya Makara UI.


Mochtar Lubis: Ciri-ciri Manusia Indonesia > Tantangan Pendidikan (Budi Pekerti) Nasional


Mochtar Lubis


Ceramah budaya berjudul "Manusia Indonesia" yang dilisankan oleh Mochtar Lubis pada tahun 1977 dan dibukukan dengan judul "Manusia Indonesia" oleh Yayasan Obor Indonesia tahun 2001 ini masih aktual hingga kini, tugas setiap pendidik di negeri ini untuk membalik kondisi menjadi lebih baik dan bermartabat di mata dunia dan peradaban yang menjunjung tingi nilai-nilai etika dan moral.

::

Menurut Mochtar,

Ciri pertama manusia Indonesia, hipokrisi atau munafik.
Di depan umum kita mengecam kehidupan seks terbuka atau setengah terbuka, tapi kita membuka tempat mandi uap, tempat pijat, dan melindungi prostitusi. Banyak yang pura-pura alim, tapi begitu sampai di luar negeri lantas mencari nightclub dan pesan perempuan kepada bellboy hotel. Dia mengutuk dan memaki-maki korupsi, tapi dia sendiri seorang koruptor. Kemunafikan manusia Indonesia juga terlihat dari sikap asal bapak senang (ABS) dengan tujuan untuk survive.


Ciri kedua manusia Indonesia, segan dan enggan bertanggung jawab atas perbuatannya.
Atasan menggeser tanggung jawab atas kesalahan kepada bawahan dan bawahan menggeser kepada yang lebih bawah lagi. Menghadapi sikap ini, bawahan dapat cepat membela diri dengan mengatakan, ”Saya hanya melaksanakan perintah atasan.”


Ciri ketiga manusia Indonesia berjiwa feodal.
Sikap feodal dapat dilihat dalam tata cara upacara resmi kenegaraan, dalam hubungan organisasi kepegawaian. Istri komandan atau istri menteri otomatis menjadi ketua, tak peduli kurang cakap atau tak punya bakat memimpin. Akibat jiwa feodal ini, yang berkuasa tidak suka mendengar kritik dan bawahan amat segan melontarkan kritik terhadap atasan.


Ciri keempat manusia Indonesia, masih percaya takhayul.
Manusia Indonesia percaya gunung, pantai, pohon, patung, dan keris mempunyai kekuatan gaib. Percaya manusia harus mengatur hubungan khusus dengan ini semua untuk menyenangkan ”mereka” agar jangan memusuhi manusia, termasuk memberi sesajen.
”Kemudian kita membuat mantra dan semboyan baru, Tritura, Ampera, Orde Baru, the rule of law, pemberantasan korupsi, kemakmuran yang adil dan merata, insan pembangunan,” ujar Mochtar Lubis. Dia melanjutkan kritiknya, ”Sekarang kita membikin takhayul dari berbagai wujud dunia modern. Modernisasi satu takhayul baru, juga pembangunan ekonomi. Model dari negeri industri maju menjadi takhayul dan lambang baru, dengan segala mantranya yang dirumuskan dengan kenaikan GNP atau GDP.”

Ciri kelima, manusia Indonesia artistik.
Karena dekat dengan alam, manusia Indonesia hidup lebih banyak dengan naluri, dengan perasaan sensualnya, dan semua ini mengembangkan daya artistik yang dituangkan dalam ciptaan serta kerajinan artistik yang indah.


Ciri lainnya, manusia Indonesia tidak hemat, boros, serta senang berpakaian bagus dan berpesta.
Dia lebih suka tidak bekerja keras, kecuali terpaksa. Ia ingin menjadi miliuner seketika, bila perlu dengan memalsukan atau membeli gelar sarjana supaya dapat pangkat. Manusia Indonesia cenderung kurang sabar, tukang menggerutu, dan cepat dengki. Gampang senang dan bangga pada hal-hal yang hampa.
Kita, menurut Mochtar Lubis, juga bisa kejam, mengamuk, membunuh, berkhianat, membakar, dan dengki. Sifat buruk lain adalah kita cenderung bermalas-malas akibat alam kita yang murah hati.

Selain menelanjangi yang buruk, pendiri harian Indonesia Raya itu tak lupa mengemukakan sifat yang baik. Misalnya, masih kuatnya ikatan saling tolong. Manusia Indonesia pada dasarnya berhati lembut, suka damai, punya rasa humor, serta dapat tertawa dalam penderitaan. Manusia Indonesia juga cepat belajar dan punya otak encer serta mudah dilatih keterampilan. Selain itu, punya ikatan kekeluargaan yang mesra serta penyabar.

::

Perjuangan pendidikan belum selesai karena ciri-ciri Manusia Indonesia tersebut berurat akar dan berterima secara masif dan permisif. Satu-satu cara mengawalinya adalah dari diri kita sendiri, berubahlah sekarang juga dengan latihan dan penuh kesabaran..

::

Dari tepian Sungai Martapura, 21 Oktober 2008


Seroja: dari Said Effendi sampai Mawi hingga Laskar Pelangi


SEROJA

diciptakan oleh Husein Bawafy

::

Said Effendy | Indonesia



::

Mari menyusun seroja bunga seroja
Hiasan sanggul remaja putri remaja
Rupa yang elok dimanja jangan dimanja
Pujalah ia oh saja sekedar saja
Mengapa kau bermenung oh adik berhati bingung
Mengapa kau bermenung oh adik berhati bingung

Janganlah engkau percaya dengan asmara
Janganlah engkau percaya dengan asmara
Sekarang bukan bermenung dalam termenung
Sekarang bukan bermenung dalam termenung
Mari bersama oh sayang memetik bulan
Mari bersama oh sayang memetik bulan
Mari menyusun seroja bunga seroja

Hiasan sanggul remaja putri remaja
Rupa yang elok dimanja jangan dimanja
Pujalah ia oh saja sekedar saja

::

Mawi | Malaysia



::

Dari tepian Sungai Martapura,
21 Oktober 2008